Jalan Longsor Isolasi Warga 1 Desa di Banyumas

Longsor yang terjadi di Kalikesur, Kedungbanteng, Banyumas ini adalah kali kedua longsor di titik yang sama

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 29 Nov 2018, 09:31 WIB
Longsor di Desa Kalikesur sepanjang 25 meter isolasi Desa Windujaya. (Foto: Liputan6.com/BPBD Banyumas/Muhamad Ridlo).

Liputan6.com, Banyumas - Jalan berstatus milik Kabupaten Banyumas di Desa Kalikesur, Kedungbanteng itu masih hitam mulus ketika dilanda longsor. Maklum, pembangunan baru saja kelar sebulan lalu, persis sebelum musim hujan mendera wilayah di lereng Gunung Slamet ini.

Jalan ini pun menjadi jalan utama warga Desa Windujaya, desa yang berada di sisi atas Kalikesur untuk menuju Purwokerto dan daerah lainnya. Ini adalah ruas jalan andalan warga dari berbagai latar pekerjaan, mulai petani, pedagang, anak sekolah, hingga karyawan swasta.

Namun, kini ribuan warga Desa Windujaya kelimpungan. Mendadak, ruas jalan ini longsor di titik RT 01/1 Desa Kalikesur, Rabu pagi, 28 November 2018, usai didera hujan berkepanjangan sejak sehari sebelumnya.

Pasalnya, jalan alternatif menuju Desa Windujaya memutar jauh dengan kondisi jalan yang tak terlalu layak. Selain rusak, badan jalan pun sempit, sehingga tak senyaman jika melintas di Desa Kalikesur.

Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah )BPBD) Banyumas, Kusworo mengatakan longsor diketahui warga terjadi sekitar pukul 07.00 WIB. Longsoran ini pun menyababkan Desa Windujaya terisolasi.

Pasalnya dimensi longsoran cukup besar, meliputi panjang 25 meter, lebar enam meter, dan kedalaman 1,5 meter. Praktis, semua jenis kendaraan, baik sepeda motor maupun mobil tak bisa melintas di jalan ini.

"Penyebabnya hujan dengan durasi yang lama, dari kemarin sore, hingga siang ini masih nyeyes ya, masih turun," ucapnya, kepada Liputan6.com.

Kusworo mengungkapkan, longsor yang terjadi ini adalah kali kedua longsor di titik yang sama. Beberapa waktu sebelumnya, jalan ini sempat longsor, meski tak terlampau parah.


Tanah Masih Bergerak

Longsor di Windujaya Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Tagana Banyumas/Muhamad Ridlo)

"Jalan tersebut itu kan milik kabupaten, yang baru diaspal bulan lalu. Jalan tembus ada, cuma melingkar jauh," ucapnya.

Kusworo mengemukakan, BPBD belum memulai penanganan jalan longsor ini. Pasalnya, pergerakan tanah masih berlangsung dan bisa membahayakan relawan atau petugas yang memperbaiki jalan.

Selain itu, diperlukan penanganan skala besar agar jalan ini bisa berfungsi normal. Status kepemilikan jalan juga dipertimbangkan.

BPBD bakal segera berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Banyumas untuk segera memperbaiki jalan ini secara permanen.

"Kita belum melakukan perbaikan kita upayakan nanti, setelah ada koordinasi dengan dinas terkait. Membuat jalan darurat lah," ujarnya.

Sementara ini, BPBD dan kepolisian memasang rambu agar warga tak melintas di jalur ini. Selain itu, rambu juga dipasang di persimpangan jalan menuju titik ini agar warga melalui jalur lingkar.

Melihat kondisi longsoran, Kusworo berpendapat sisi jalan longsor harus diperkuat dengan bronjong atau beton penguat. Pasalnya, titik ini merupakan daerah rawan longsor lantaran posisi jalan yang berada di tanah miring.


Deraan Longsor Awal Penghujan di Banyumas

Selain longsor di Kalikesur, hujan lebat sejak Senin juga memicu longsor di beberapa wilayah lain di Kabupaten Banyumas. Namun, skalanya kecil sehingga warga segera menangani secara swadaya.

Salah satunya terjadi di Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng. Di desa ini, material longsoran tebing menimpa badan jalan. Masyarakat telah membersihkan dan menyingkirkan material longsoran dari badan jalan sehingga kendaraan kembali bisa melintas dengan normal.

Pada hari yang sama, hujan lebat semalaman juga memicu longsor jalan penghubung antar dusun di wilayah RT 02/05 Desa Windujaya. Jalan ini tertutup total dan tak dapat dilalui semua jenis kendaraan.

Komandan Taruna Tanggap Bencana (Tagan) Banyums, Heriana Ady Chandra mengatakan kondisi jalan ambles tersebut diperkirakan masih dapat bergerak lantaran berada di daerah rawan longsor.

"Sehingga jalan ambles tersebut rawan longsor kembali ketika turun hujan lebat. Sangat tidak direkomendasikan ada aktivitas masyarakat berada di lokasi tersebut," Chandra menegaskan.

Longsor di titik ini juga mengancam rumah yang berada di sisi atas badan jalan yang longsor. Akibat longsor, warga RT 2 harus memutar melalui Grumbul Windusari Desa Kalisalak.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya