Sering Tangani Pelari Cedera, Dokter Andi Ketagihan Lari Maraton

dr. Andi Kurniawan Sp. KO awalnya hanya penasaran. Mengapa banyak pasien cedera akibat lari maraton? Tak disangka, olahraga itulah yang membuatnya rajin latihan hingga saat ini.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 29 Nov 2018, 16:00 WIB
dr. Andi Kurniawan Sp. KO tidak hanya belajar teori, namun juga menjajal langsung olahraga lari maraton (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)

Liputan6.com, Jakarta Banyak pasien yang datang karena cedera akibat lari maraton membuat dokter spesialis kedokteran olahraga Andi Kurniawan bertanya-tanya, bagaimana sih rasanya lari maraton?

"Awalnya banyak pasien yang datang ke saya karena cedera lari maraton. Ternyata pada pelari-pelari maraton itu banyak yang cedera. Sehingga saya penasaran, ini kenapa sih banyak banget yang cedera? Bagaimana sih rasanya lari kok bisa banyak yang cedera?" kata dr. Andi Kurniawan Sp. KO. pada Health Liputan6.com di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta. Ditulis Kamis (29/11/2018)

Berawal dari rasa ingin tahu itu, dia belajar langsung mengenai lari maraton serta berbagai cara untuk mencegah cedera. dr Andi Kurniawan secara langsung mempraktikkannya. Hal itulah yang membuatnya terjun ke dunia lari maraton hingga saat ini.

Dokter yang juga mendirikan Indonesia Sports Medicine Centre (ISMC) ini mengatakan, dirinya memulai lomba lari maraton secara bertahap. Memulai kegiatan tersebut di 2014, Andi baru benar-benar mencoba lari maraton secara penuh pada 2018.

"Karena saya benar-benar mengikuti tahapannya. Dari 5 kilometer puluhan kali, 10 kilometer belasan kali, 21 kilometer kalau tidak salah enam sampai delapan kali. Baru bisa full maraton," ujar Andi yang pernah menjadi dokter untuk tim basket Satria Muda BritAma tersebut. 

 

Simak juga video menarik berikut ini:

 


Mempraktikkan teori

Dokter Andi Kurniawan sedang memberikan latihan CPR bagi para pelari (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)

Untuk lari sendiri, Andi tidak main-main. Sebagai seorang dokter yang mengerti tentang teori olahraga, dia juga merasa bahwa semua yang dipelajarinya harus dipraktikkan saat lari maraton untuk mendapatkan manfaat yang maksimal.

"Saya mau program latihan yang benar dan serius. Jadi setelah race saya istirahat dulu baru ikut persiapan race berikutnya. Jadi memang cukup lama," ujar dokter yang menempuh pendidikan spesialisnya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Sebagai seorang dokter yang juga dipenuhi kesibukan, Andi tentu harus bisa mengatur waktunya. Apalagi, dalam waktu dekat dia memiliki rencan untuk mengikuti beberapa ajang lari maraton di luar negeri yaitu di Berlin dan Chicago pada 2019 dan 2020.

"Saya membuat program dan komitmen latihan saya enam bulan. Untuk mempersiapkan maraton saya ambil yang paling panjang. Kan ada empat sama enam bulan, saya ambil yang enam bulan. Karena kesibukan saya," kata dokter yang terlibat dalam tim dokter di Asian Games 2018 ini.

"Pokoknya sih rencana saya setahun satu kali maraton."

 


Sebagai dokter juga harus sehat

Dokter Andi Kurniawan melakukan latihan demi mempersiapkan lomba lari maraton di sela kesibukannya (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)

Andi biasa berlatih lari tiga hingga empat kali dalam seminggu. Sementara untuk akhir minggu, dirinya melakukan long run atau lari panjang. Tidak lupa, dia juga latihan kekuatan otot satu hingga dua kali dalam seminggu.

"Penguatan otot kaki, otot-otot core supaya tidak gampang cedera," ujar Andi.

Mengikuti lari maraton tidak hanya memberikan kesempatan bagi Andi untuk mempelajari berbagai teori olahraga secara langsung di lapangan. Namun ada banyak hal yang dia dapatkan setelah mengikuti olahraga tersebut.

"Ada banyak sekali. Yang pertama adalah mental, terus komunitas, dampak kesehatannya juga banyak. Banyak teman dokter yang badannya gemuk-gemuk karena tidak pernah olahraga," kata pemilik akun Instagram @dokandi ini.

"Padahal sebagai dokter kita juga harus sehat terus bugar dan tidak gampang capek," tambahnya.

 


Lari penting bagi generasi muda

dr. Andi Kurniawan Sp. KO tidak hanya belajar teori, namun juga menjajal langsung olahraga lari maraton (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)

Bagi Andi, lari adalah olahraga yang sangat penting. Terutama bagi generasi muda. Menurutnya, olahraga ini memiliki efek positif bagi kesehatan.

"Kita bisa mencegah sakit jantung, diabetes, berbagai macam penyakit bisa dicegah dengan rajin olahraga lari. Badan jadi tidak gampang obesitas dan segala macam," ujar Andi.

"Tapi yang harus diingat, lari juga butuh program latihan yang baik dan risiko cederanya cukup tinggi. Jadi jangan pernah maksa dan persiapkan dengan baik," tutupnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya