Email Internal Ungkap Bagaimana Facebook Jual Data Pengguna

Email internal perusahaan menunjukkan bagaimana Facebook menjual dan memberikan akses data pengguna kepada perusahaan lain, beberapa waktu lalu.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 29 Nov 2018, 12:00 WIB
Ilustrasi Facebook (Foto: New Mobility)

Liputan6.com, Jakarta - Email internal perusahaan menunjukkan bagaimana Facebook menjual dan memberikan akses data pengguna kepada perusahaan lain, beberapa waktu lalu.

Langkah tersebut menandai perubahan dramatis Facebook untuk kemudian tidak menjual lagi informasi pribadi milik penggunanya. Demikian menurut dokumen pengadilan yang dilihat oleh The Wall Street Journal.

Sekadar informasi, email-email ini dikirimkan pada 2012 hingga 2014.

Mengutip laman Market Watch, Kamis (29/11/2018), email internal juga mengindikasikan bagaimana karyawan-karyawan Facebook mendorong para pengiklan untuk mengeluarkan uang lebih banyak demi bisa mengakses data-data pengguna.

Secara keseluruhan, email menunjukkan perusahaan membahas cara memonetisasi data-data pengguna seperti yang dilakukan oleh beberapa perusahaan teknologi lain.

Kendati demikian, Facebook mengatakan, mereka tidak melakukan pembahasan tentang monetisasi data itu.

Pada sidang dengan Kongres April lalu, CEO Facebook Mark Zuckerberg menyebutkan, "Saya sangat jelas dengan topik ini: Kami tidak menjual data."


Email Kurang Lengkap

Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Email-email tersebut memang jauh dari data yang sebenarnya serta kurang konteks. Bahkan, sejumlah email terpotong alias tak lengkap.

Kendati demikian, email-email menyediakan sedikit informasi, sebab selama ini sebagian besar pengajuan pengadilan bersifat tertutup.

Email juga menggambarkan bagaimana Facebook telah lama menggunakan cara tersebut untuk memaksimalkan nilai jual data, tanpa menyalahgunakan privasi pengguna.


Dokumen Internal Facebook Disita

Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Sebelumnya, Parlemen Inggris menggunakan kekuatan legalnya untuk menyita dokumen internal Facebook.

Upaya ini dilakukan untuk mengetahui berbagai data Facebook, lantaran sang CEO Mark Zuckerberg berulang kali menolak untuk menjawab pertanyaan anggota parlemen secara detail.

Cache dokumen tersebut diduga mengandung informasi signifikan tentang keputusan Facebook, pada data dan kontrol privasi yang menyebabkan skandal Cambridge Analytica.

Dokumen kabarnya juga berisi email rahasia antara eksekutif senior dengan Zuckerberg.

Mengutip informasi laman The Guardian, Senin (26/11/2018), Ketua Komisi Kebudayaan, Media, dan Olahraga Damian Collins memaksa pendiri perusahaan software (salah satu developer aplikasi di Facebook Six4Three, Ted Kramer, untuk menyerahkan dokumen-dokumen internal Facebook tersebut selama perjalanan bisnisnya ke London.

Pihaknya juga mengirim seorang tentara bersenjata ke hotel Kramer untuk memberi peringatan terakhir. Jika dia tak mau mematuhi, hukuman denda dan penjara pun mengancamnya.

"Kami berada di wilayah yang belum dipetakan. Ini adalah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kami sebelumnya gagal mendapatkan jawaban dari Facebook dan kami percaya, dokumen tersebut berisi informasi dan kepentingan publik yang sangat tinggi," kata Collins yang juga memimpin penyelidikan terhadap berita palsu.

Sekadar diketahui, penyitaan dokumen ini merupakan langkah terbaru dalam pertempuran sengit antara parlemen Inggris dengan Facebook.

(Tin/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya