Respons Kerusuhan Kuil, Malaysia Tetapkan Aturan Pembangunan Tempat Ibadah

PM Malaysia Mahathir Mohamad menetapkan aturan pembangunan tempat ibadah, menyusul kerusuhan di sebuah kuil di Petaling Jaya.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 29 Nov 2018, 14:01 WIB
Mobil terbakar setelah kerusuhan pecah di dekat Kuil Sri Maha Mariamman di Petaling Jaya (AP/Vincent Thian)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Parlemen Malaysia akan mengeluarkan aturan baru bahwa tidak ada rumah ibadah yang dapat dibangun tanpa persetujuan dewan lokal. Demikian menurut Perdana Menteri Mahathir Mohamad.

Dikutip dari The Straits Times pada Kamis (29/11/2018), kebijakan ini diambil untuk menghindari perselisihan tanah di masa depan, menyusul kerusuhan yang menyertai pemindahan Kuil Sri Maha Mariamman pada Senin, 26 November 2018.

Dr M --julukan populer Mahathir Mohamad-- dikabarkan akan mempresentasikan aturan terkait di parlemen Malaysia, hari ini, sekaligus menjelaskan fakta-fakta tentang keributan di kuil Hindu tersebut.

Setelah memimpin pertemuan Parti Pribumi Bersatu Malaysia pada Rabu 28 November, PM Mahathir mengatakan: "Kuil dibangun di banyak tempat, di tanah yang bukan dimiliki oleh pengelola kuil. Pemerintah akan mengeluarkan panduan dan syarat pembangunan rumah ibadah, yang harus mengantongi izin dari pemerintah setempat."

"Banyak tempat ibadah dibangun tanpa memperhatikan pemilik tanah, dan ketika pemilik menginginkan tanahnya kembali, muncul masalah," sambungnya.

Anggota dewan kota Petaling Jaya, Derek Fernandes, mengatakan aturan baru tersebut dapat berarti bahwa Perdana Menteri, sebagai ketua Dewan Perencanaan Fisik Nasional, sekarang dapat mengarahkan semua rumah ibadah, tidak peduli seberapa kecil, harus dimasukkan dan diakui pada rencana induk dari setiap tanah.

Meski begitu, Dr M mengatakan pemerintah tidak dapat ikut campur dalam kasus pengadilan terhadap kerusuhan di Kuil Sri Maha Mariamman.

Sedikit kilas balik, sejumlah kendaraan dibakar di tengah kerusuhan yang pecah di dekat Kuil Sri Maha Mariamman di Petaling Jaya, pada hari Senin. Penyebabnya adalah perseteruan antara dua kelompok yang dipicu pro dan kontra terhadap rencana pemindahan lokasi kuil.

Sekelompok umat dikabarkan tengah memprotes rencana pemindahan kuil berusia 100 tahun itu ketika diserang kelompok lainnya. Outlet media The Star mengabarkan beberapa personel Unit Cadangan Federal (FRU) dikerahkan untuk mengendalikan situasi. FRU adalah pasukan antihuru-hara yang berada di bawah kendali kepolisian Malaysia.

"Sebanyak 18 mobil dan dua sepeda motor dibakar. Sebuah mobil polisi juga hancur dilempari batu," ujar kepala kepolisian Selangor, Mazlan Mansor.

"Sebanyak 50 orang berada di dalam kompleks kuil dan kelompok lainnya di luar. Mereka saling mengejek yang berujung pada perkelahian," tambah Mansor.

 

Simak video pilihan berikut: 

 


Laporan Berbeda Versi

Bendera Malaysia (iStockphoto via Google Images)

Departemen pemadam kebakaran dan penyelamatan Malaysia telah membantah laporan bahwa salah satu petugas mereka, yang terluka parah selama kerusuhan di dekat kuil Sri Maha Mariamman, ditabrak oleh salah satu armada otoritas terkait.

"Beberapa orang mengklaim mereka memiliki bukti untuk menunjukkan bahwa Muhammad Adib telah jatuh. Kami memiliki delapan petugas pemadam kebakaran di sana, mereka tahu apa yang terjadi," ujar Mohammad Hamdan Wahid, direktur jenderal lembaga terkait, sebagaimana dikutip dari Channel News Asia.

Muhammad Adib (24) adalah bagian dari tim yang dikerahkan untuk memadamkan kendaraan yang terbakar pada malam kedua aksi kekerasan di luar kuil.

Dia menderita beberapa cedera, termasuk patah tulang rusuk dan memar di dada dan perutnya. Kondisi Adib dikabarkan sudah lumayan membaik, meskipun dokter bedahnya mengatakan kondisinya belum bisa dikatakan sepenuhnya stabil.

"Saya ingin menekankan bahwa kasus ini masih dalam penyelidikan polisi, dan saya tidak ingin mengganggu penyelidikan," tegas Hamdan.

Di lain pihak, ketua gugus tugas kuil terkait, sebelumnya mengatakan bahwa petugas pemadam kebakaran ditabrak oleh pemadam kebakaran, dan tidak dipukuli oleh perusuh seperti yang dilaporkan.

Sang ketua, S Ramaji mengatakan rekaman video menunjukkan kerumunan membantu menyelamatkan petugas pemadam kebakaran.

Dia mengklaim bahwa petugas pemadam kebakaran, Muhammad Adib, telah turun dari kendaraan sebelum tiba-tiba berbalik arah.

"Anggota masyarakat yang berada di tempat kejadian dengan cepat membawa korban ke rumah sakit," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya