Liputan6.com, Jakarta - Muktamar XVII di Yogyakarta mengamanahkan kepemimpinan Pemuda Muhammadiyah kepada Sunanto.
Pria kelahiran Sumenep, Jawa Timur, itu terpilih menggantikan Dahnil Anzar Simanjuntak yang tersandung dugaan penyimpangan anggaran kegiatan kemah dan apel Pemuda Islam Indonesia yang diinisiasi Kemenpora pada 2017.
Advertisement
Dalam acara yang digelar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rabu, 28 November kemarin, Cak Nanto begitu dia disapa, berhasil mengantongi 590 suara.
Dia diikuti oleh Ahmad Fanani dengan 266 suara dan Ahmad Labib 292 suara.
"Ini adalah kemenangan bersama. Saya mohon bimbingannya, perjuangan pasti berat dalam memperjuangkan nilai-nilai Muhammadiyah," ucap Sunanto.
Terkait kasus dugaan korupsi dana kemah yang membelit Dahniz Anzar, pria yang aktif di Pemuda Muhammadiyah akan memberikan pendampingan.
"Secara pribadi saya harus ber-tabayyun dulu. Apakah datanya benar atau enggak. Karena saya secara pribadi tidak terlalu detail jauh mengikuti data-datanya. Tapi kalau misalnya ada desas-desus bahwa ini kriminalisasi, saya termasuk paling depan yang akan membela kader Muhammadiyah, termasuk Bang Dahnil dan Fanani. Tapi kalau itu adalah fakta, maka kami secara pribadi (tetap) akan mendampingi," ucapnya.
Lalu, bagaimana sosok Sunanto?
1. Pria Kelahiran Sumenep
Tumbuh dan berkembang di lingkungan Muhammadiyah telah dipupuk Sunanto sejak tinggal di Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) Sumenep.
Dia kemudian melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Sobron, Jawa Tengah.
Dia pun tercatat dalam kepengurusan di Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah untuk periode 2014-2018 sebagai Ketua Bidang Hikmah dan Hubungan Antar Lembaga.
Advertisement
2. Aktif di Berbagai Organisasi
Semasa di pesantren, Sunanto aktif berkegiatan di organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah. Mulai dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan di Pemuda Muhammadiyah.
3. Aktif di Lembaga Pemantau Pemilu
Selain aktif di Muhammadiyah dan berdakwah di persyarikatan, hari-hari Cak Nanto juga disibukkan dengan bekerja di lembaga pemantau pemilu.
Selama 10 tahun terakhir, dia berkiprah dalam jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) hingga saat ini.
Di JPPR dirinya dipercaya sebagai Koodinator Nasional (Kornas) periode 2017-2019.
4. Sikap Politik
Seiring dirinya terpilih menjadi Ketua Pemuda Muhammadiyah yang baru menggantikan Dahnil Anzar Simanjuntak, dalam menghadapi tahun politik ini, pria kelahiran Sumenep itu mengaku tak mau mengorbankan proses panjang dia bergabung dalam Muhammadiyah.
Khitah dan marwah Muhammadiyah akan terus dia jaga. Yaitu, harus menjaga kedekatan yang sama dengan semua partai politik dan calon presiden.
"Perlu mengisi ruang politik dengan keadaban dan kebajikan. Jangan pernah berpangku tangan dan menunggu untuk berkemajuan," kata Cak Nanto.
Dia pun berpesan kepada seluruh Pemuda Muhammadiyah untuk tetap kokoh di bawah tenda besar tauhid, ilmu, amal, serta terus bergerak memajukan bangsa.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement