Liputan6.com, Jakarta Sebagian dari Anda mungkin menyadari adanya sperma yang keluar setelah berkemih. Kondisi ini bisa terjadi bila sebagian cairan sperma dari ejakulasi yang terakhir tetap berada di saluran uretra.
Advertisement
Berkemih akan membuat cairan sperma yang tersisa tadi terdorong keluar. Kejadian ini cukup sering ditemukan dan biasanya tidak berbahaya.
Meski demikian, sperma yang keluar setelah berkemih juga bisa menandakan adanya kelainan ejakulasi seperti ejakulasi retrograd. Pada kondisi ini, cairan sperma yang seharusnya mengalir keluar penis justru mengalir ke arah sebaliknya, yakni ke dalam kandung kemih. Cairan sperma akan bercampur dengan urine, sehingga urine yang dikeluarkan tampak keruh.
Pria yang mengalami ejakulasi retrograd umumnya tidak membutuhkan pengobatan, kecuali sedang berupaya untuk memiliki keturunan. Pengobatan tentu bergantung dari penyebab dan hasil evaluasi oleh dokter.
Kapan Harus ke Dokter
Bisa dipahami kalau sperma yang keluar tanpa rangsangan membuat Anda merasa tidak nyaman. Bila ini hanya terjadi sesekali, ini tidak berbahaya dan tak perlu Anda cemaskan. Namun, bila cairan sperma yang keluar tanpa rangsangan sering terjadi, yakni lebih dari 2-3 kali dalam seminggu atau volumenya tidak wajar, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis urologi atau ahli andrologi.
Keluhan cairan sperma yang keluar tanpa didahului rangsangan juga butuh pemeriksaan jika muncul keluhan lainnya. Misalnya kondisi cairan sperma atau urine bercampur dengan darah, nyeri saat buang air kecil atau ejakulasi, cairan sperma berbau tidak wajar, serta keluarnya cairan yang tidak tampak seperti cairan sperma normal. Jika Anda mengalami kondisi demikian, disarankan untuk segera periksa ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Penulis : dr. Fiona Amelia MPH/Klik Dokter
Advertisement