Sejarah Pohon Tabebuya yang Ramai Diperbincangkan

Selain Sakura, Tabebuya juga dikenal sebagai pohon terompet karena bentuknya yang mirip terompet. Bagaimana sejarah pohon tersebut?

oleh Komarudin diperbarui 29 Nov 2018, 16:15 WIB
Selain Sakura, Tabebuya juga dikenal sebagai pohon terompet karena bentuknya yang mirip terompet. Bagaimana sejarah pohon tersebut? (dok. Instagram @puspayusdia/https://www.instagram.com/p/BaNZ70hFZVx/Asnida Riani)

Liputan6.com, Jakarta – Pohon Tabebuya mendadak ramai diperbincangkan warganet dan viral di media sosial baru-baru ini. Suasana jalan protokol di Kota Surabaya tampak kian rindang dan cantik lantaran banyak pohon Tabebuya yang berbunga beraneka warna bermekaran.

Nama Tabebuya pertama kali digunakan sebagai nama generik oleh Augustin Pyramus de Candolle pada 1838. Britton menghidupkan kembali konsep Tabubeya yang berasal dari tahun 1876 oleh Bentham dan Hooker, yang terdiri atas spesies tanaman dengan daun majemuk sederhana.

Pohon yang berasal dari Brasil itu termasuk jenis pohon besar. Banyak orang yang menyebutnya sebagai Sakura, karena memiliki bunga yang mirip Sakura.

Dilansir dari gardeningknowhow, Kamis (29/11/2018), Tabubeya disebut juga dengan pohon terompet. Selain itu, tanaman ini memiliki lebih dari 100 genus.

Beberapa spesies tanaman ini menghasilkan kayu, tetapi genus ini sebagaian besar dikenal untuk dibudidayakan sebagai pohon berbunga. Di Brasil dan beberapa negara yang beriklim hangat lainnya, penanaman pohon Tabebuya digunakan untuk produksi industri yang penting.

Pembudidayaan tersebut karena Tabubeya memiliki warna yang indah, seperti putih, pink muda, kuning, magenta, pink tua, merah. Berbeda dengan yang lain, bunga-bunga Tabebuya tak mudah rontok.

Selain itu, pohon ini sangat toleran terhadap berbagai kondisi tanah. Meski demikian, pertumbuhan Tabebuya harus berada lokasi yang hangat, bukan di kawasan dingin.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya