Yenny Wahid: Suara Mayoritas NU Tetap untuk Jokowi-Ma'ruf

Dia menuturkan, suara NU yang ke pasangan Prabowo-Sandiaga adalah suara minoritas.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 29 Nov 2018, 19:30 WIB
Putri Gus Dur, Yenny Wahid membacakan deklarasi dukungan saat konferensi pers Konsorsium Kader Gus Dur di Jakarta, Rabu (26/9). Yenny mengatakan mereka mencari pemimpin yang tidak berjarak dengan masyarakat dan mau bekerja. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah kiai dan ulama keturunan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) memberikan dukungannya ke pasangan capres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Mereka datang dari Jawa Timur ke Jakarta untuk mendeklarasikan dukungannya pada Rabu 28 November kemarin.

Salah satu tokoh NU yang juga pendukung pasangan capres Jokowi-Ma'ruf Amin, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau akrab disapa Yenny Wahid, merasa yakin suara NU tetap ke pasangan calon nomor urut 01 itu.

Dia menuturkan, suara NU yang ke pasangan Prabowo-Sandiaga adalah suara minoritas. Ini yang membuat putri dari almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini merasa yakin.

"Insyaallah sebagian besar tetap ke Jokowi-Ma'ruf. Kalau sebagian kecil warga NU ada yang ke paslon 02 itu wajar saja. Tapi suara NU mayoritas tetap ke paslon 01," kata Yenny kepada Liputan6.com, Kamis (29/11/2018).

Dia menegaskan, dengan kejadian kemarin tidak perlu penguatan. Karena suara NU untuk Jokowi-Ma'ruf sudah aman. Yenny pun menegaskan, hal ini tidak akan mengganggu suara mayoritas NU yang sudah jelas ke kubu Jokowi-Ma'ruf.

"Enggak perlu (penguatan). Insyaallah suara Jokowi di NU aman. Tidak terganggu sama sekali dengan kejadian itu," pungkas Yenny.

Sebelumnya, KH Hasyim Karim, cucu salah satu pendiri NU KH Bisri Syansuri, mengaku bangga dengan Prabowo-Sandiaga. Dia memuji kehadiran Prabowo sebagai pembicara utama di The World 2019 Gala Diner yang diselenggarakan The Economist di Singapura.

"Prabowo menjelaskan program ekonomi yang ia usung kepada para CEO perusahaan besar di dunia. Seorang pemimpin harus jelas dan bisa meyakinkan saat berbicara di forum internasional," jelas sang kiai.

KH Hasyim Karim berharap ke depan masyarakat bisa melihat pasangan Prabowo-Sandiaga lebih objektif. Hal ini terkait kualitas mereka yang diklaim mumpuni untuk memimpin Indonesia di tahun 2019.

"Jadi, masyarakat saya harap bisa melihat dan menilai siapa sesungguhnya yang punya kualitas kepemimpinan. Kita harus objektif, kita bisa kritik Prabowo-Sandi bila salah. Tapi kalau ada kelebihan harus kita apresiasi," ucap Kiai Hasyim.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 


Tak Punya Strategi

Sementara itu, Ketua DPP PKB Lukman Edy menilai sosok cawapres Ma'ruf Amin sudah menegaskan dukungan Nahdlatul Ulama dalam Pilpres 2019. Sebab, mantan Rais Aam NU itu bakal terus mengkonsolidasikan dukungan melalui safari bertemu para kiai dan pondok pesantren di daerah-daerah.

Maka itu Lukman yakin suara NU tidak goyah hanya karena segelintir cucu pendiri NU mendeklarasikan dukungan kepada capres Prabowo Subianto. Di kubu lawanny itu tidak punya strategi yang sama seperti Ma'ruf.

"Bertemu dengan alumni ponpes, itu yang dilakukan Kiai Ma'ruf. Kubu Prabowo nggak mungkin melakukan itu. Nggak mungkin melakukan itu karena nggak punya kebiasaan seperti itu," ujar Lukman di Posko Cemara, Jakarta Pusat, Kamis (29/11/2018).

Wakil Direktur Relawan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf itu mengatakan, Ma'ruf memang diplot untuk mengkonsolidasikan suara di pondok pesantren tiap daerah. Serta pengurus-pengurus dan kiai NU di daerah.

Selain itu Lukman melihat, kubu Prabowo hanya bermanuver melalui dukungan tersebut untuk meraup suara NU. Diakuinya suara NU memang besar, namun Lukman percaya hasil survei yang menyebut lebih banyak yang mendukung Jokowi.

"Konstituen NU itu jauh lebih besar daripada mendukung Prabowo. Kalau Muhammadiyah masih imbang antara kubu sana kubu sini. Tapi NU solid lah," tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya