Produksi Minyak Turun, Jonan Dorong Penggunaan Mobil Listrik

Produksi minyak Indonesia terus mengalami penurunan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 29 Nov 2018, 19:36 WIB
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Produksi minyak Indonesia terus mengalami penurunan. Hal ini perlu disiasati untuk menghindari bertambahnya impor minyak untuk memenuhi kebutuhan, salah satunya mendorong penggunaan Kendaraan listrik listrik.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, penggunaan kendaraan listrik perlu didorong untuk mengurangi konsumsi minyak yang saat ini sebagian dipasok dari impor, sebab produksi minyak dalam negeri tidak mampu mencukupi kebutuhan.

Di sisi lain sumber minyak baru pun tidak ada lagi, setelah lapangan Banyu Urip, Blok Cepu. "Untuk mengurangi impor Fuel, kenapa kita perlu kendaraan listrik. Produksi minyak Indonesia kira sehari itu 775 ribu barel per hari," kata Jonan saat menghadiri Pertamina Energy Forum, di Jakarta, Kamis (29/11/2018).

Menurut Jonan, listrik menjadi solusi untuk mengurangi konsumsi minyak, sebab sumber energi primernya bisa berasal dari sumber daya alam yang ada di Indonesia.

"Kenapa penting, karena listriknya dihasilkan dari energi primer yang besar. Komposisinya batu bara, gas alam, ini bisa lokal, geothermal, air, tenaga surya, biomassa juga lokal, arus laut, angin. Supaya bisa diharapkan mengurangi impor BBM,"tuturnya.

Jonan melanjutkan, jika kendaraan listrik tidak berjalan maka impor Bahan Bakar Minyak (BBM) akan meningkat, dari impor saat ini yaitu menjadi sekitar 1 juta barel per hari pada 2025.

Selain mendorong penggunaan kendaraan listrik, dia juga mendorong industri kendaraan listrik di dalam negeri.

"Kalau mobil listrik tidak jalan saya kira impor BBM bisa jadi dua lipat atau hampir 1 juta di 2025 atau 2030 paling lama," tandasnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya