Liputan6.com, Singapura - Gelar miliarder tertua dipegang oleh sosok yang terbilang misterius. Pria itu ternyata tidak jauh dari Indonesia, yakni di Singapura.
Ia adalah Chang Yun Chung, seorang bos perkapalan di Singapura, Pacific International Lines (PIL). Perusahaan itu dibangun pada 1967 silam dan berhasil memberikan jasa ke berbagai penjuru dunia, mulai dari Oseania, Amerika Latin, hingga Afrika.
Baca Juga
Advertisement
Lahir pada 1918 di China, pria lulusan Xiamen Datung College ini pernah bekerja sebagai manajer perkapalan selama 18 tahun sebelum mendirikan PIL bersama beberapa kawannya.
Sang miliarder dikenal sebagai sosok pekerja keras dan bisa bekerja sampai 50 jam tiap minggunya. Prinsip hidupnya adalah selalu jujur dan memegang teguh janjinya.
"Saya pekerja keras, saya sangat jujur dengan siapa saja. Apapun yang saya janjikan, saya selalu penuhi. Itu prinsip saya," ujar Chang seperti dikutip Time.
Chang mendapat predikat miliarder tertua setelah wafatnya David Rockefeller yang merupakan cucu dari taipan minyak John D. Rockefeller. Setelah Chang, miliarder tertua lainnya adalah Aloysio de Andrade Faria dari Brazil dan Marcel Adams dari Kanada.
Berdasarkan informasi Forbes, ia memiliki harta sebesar USD 1,9 miliar atau sekitar Rp 27,1 triliun (USD 1 = Rp 14.284). Saat ini, ia adalah orang terkaya ke-14 di negaranya.
Berinovasi dengan Blockchain
Pacific International Lines juga menyadari potensi sektor teknologi dalam mengembangkan usahanya. Perusahaan sedang mengerjakan inovasi di bidang logistik memakai sistem blockchain.
Inovasi ini disebut akan meringankan biaya dan membuat pertukaran dokumen perkapalan yang rumit agar lebih seamless (mulus).
Pria dengan 14 anak ini memimpin PIL selama setengah abad, dia memimpin PIL sebelum turun takhta pada April lalu, dan memberi kendali pada putranya, Teo Siong Seng. Namun, pria berusia 100 tahun ini memastikan tetap aktif di perusahaan sebagai Chairman Emeritus dan berperan sebagai penasihat di area strategis.
Advertisement