Liputan6.com, Guangzhou - Gaji seorang pegawai di dipotong sampai 100 yuan atau sekitar Rp 200 ribu (1 yuan = Rp 2.000) akibat kurang berjalan 10 ribu langkah. Begitulah hasil dari aturan "inovatif" sebuah perusahaan di China agar pegawainya tetap sehat.
Dilansir dari South China Morning Post, staff perusahaan properti di Guangzhou mengharuskan pegawainya 6.000 langkah tiap hari bila tak mau gajinya dipotong. Total per bulannya pun bisa sampai 180 ribu langkah.
Baca Juga
Advertisement
Bila tidak tercapai, maka tiap langkah yang kurang akan dipotong dari gaji sebanyak 1 fen (seperseratus yuan). Kurang 10 ribu langkah bisa mengurangi gaji Rp 200 ribu. Pegawai pun merasa terbebani.
"Saya paham perusahaan ingin pegawai lebih banyak berolahraga. Tetapi kami sangat sibuk di kantor, dan kami sering bekerja sampai larut malam," ujar seorang pegawai SDM di kantor tersebut yang namanya enggan disebut.
Perusahaan memakai fitur dari WeChat. Para pegawai pun tidak kehabisan akal. Ada yang mengakali sistem tersebut dengan menyambungkannya pada perangkat agar menambah jumlah langkah.
Setelah kabar ini tersebar, warganet Tiongkok mendukung langkah tersebut karena membantu pegawai tetap seat, tetapi menentang adanya sanksi berupa pemotongan gaji.
Ini bukanlah perusahaan China pertama yang mewajibkan pegawai untuk berjalan. Weijian Technology, yang mengembangkan aplikasi monitoring kesehatan di Hangzhou, meminta pegawai untuk berjalan 7.000 langkah tiap hari.
Naik Gaji di Perusahaan Ini Diputuskan Lewat Voting Karyawan
Masih membahas gaji, di perusahaan situs perbandingan asuransi perjalanan Squaremouth, keputusan terkait kenaikan gaji dan perekrutan dilakukan melalui pemungutan suara bersama.
Squaremouth yang begitu menekankan transparansi, telah menerapkan konsep ini sejak berdiri pada 2003 dan mengunggah gaji setiap karyawannya secara internal.
“Semua orang tahu segalanya,” jelas CEO Chris Harvey dikutip dari CNN Money. Perusahaannya juga mengunggah angka penjualan dan pelanggan pada situsnya sehingga bisa diakses semua orang.
Ketika pegawainya merasa berhak menerima kenaikan gaji, mereka bisa mengadakan sebuah rapat dengan rekan kerjanya. Para karyawan biasanya memiliki waktu sampai akhir jam kerja untuk membuat keputusan final dan harus bisa memberikan penjelasan atas pilihan mereka.
Pilihan ini juga tidak dilakukan secara anonim. Artinya, pilihan masing-masing karyawan bisa diketahui oleh yang lain. Semua suara juga dihitung sama rata dalam pemungutan suara ini. Seorang pegawai harus mendapat suara mayoritas untuk menerima kenaikan gaji. Setelah keputusan dibuat, karyawan tersebut akan menerima umpan balik dari rekan kerja mereka.
“Kami mengandalkan semua orang untuk memiliki informasi yang cukp dan juga cukup cerdas untuk memutuskan kenaikan yang masuk akal,” jelas Harvey.
Selain pemungutan suara ini, seluruh pegawai tiap tahunnya juga secara otomatis menerima kenaikan gaji berdasarkan biaya hidup (cost of living) yang besarnya bervariasi berdasarkan inflasi. Januari lalu, gaji seluruh pegawai dinaikkan sebesar 2,1 persen.
Advertisement
Kebijakan yang Terbuka
Sejak 2010, ada 41 permintaan kenaikan gaji dan sebanyak 39 diterima. Terkadang, kenaikan gaji yang diberikan bisa lebih kecil dari yang diminta. Seiring bertumbuhnya perusahaan, Squaremouth telah mengubah proses pemungutan suara ini ke lingkup pemilih yang lebih sempit.
Perusahaan ini juga menerapkan konsep kenaikan gaji berbasis merit pada 2015 yang didasarkan pada keputusan manajer. Kenaikan ini biasanya digunakan ketika seorang pegawai mendapat promosi atau berganti jabatan.
Selain masalah gaji, Squaremouth juga mempraktikkan budaya lingkungan kerja yang terbuka dengan melakukan pemungutan suara dalam proses perekrutan. Squaremouth menerapkan filosofi “tidak ada yang disembunyikan” untuk membangun kepercayaan antar pekerja dan manajemen.
Perusahaan ini juga menawarkan fasilitas-fasilitas menarik seperti memberikan bonus sebesar USD 200 (Rp 2,9 juta) pada hari ulang tahun pegawainya dan bir gratis di kantor.