Liputan6.com, San Fransisco - Miliarder Tom Steyer mengaku siap mendaftar diri menjadi calon presiden 2020. Pria yang anti dengan Donald Trump ini siap maju bila tak ada lagi orang partai yang bisa mentransformasi politik.
Nama miliarder ini tidaklah asing di dunia politik AS. Tahun ini, ia adalah miliarder nomor tiga yang memberi sumbangan terbanyak di Pemilu Midterm. Sumbangan yang diberikan mencapai USD 120 juta atau Rp 1,71 triliun (USD 1 = Rp 14.305).
Baca Juga
Advertisement
Sang miliarder sempat berkelit ketika ditanya mengenai kemungkinan dirinya menjadi capres. Setelah beberapa kali ditekan, akhirnya ia memberikan jawaban:
"Seseorang harus memperjuangkan hal ini. Jika tak ada yang mau melakukannya, saya akan melakukannya," ujar Steyer seperti dikutip Yahoo.
Ia sering menyumbang uangnya untuk isu lingkungan, seperti energi bersih dan perubahan iklim. Di luar permasalahan lingkungan, ia juga kerap berseteru dengan Presiden Trump, bahkan mendorong agar Trump lengser.
Pemakzulan ini tetap ia dorong meski tak semua anggota Kongres Partai Demokrat setuju. Miliarder ini pun tidak takut memanggil Trump sebagai seorang kriminal.
"Kita memiliki presiden yang merupakan seorang kriminal, seorang kriminal aktif yang mencoba memakai jabatannya untuk keuntungan dan menutup kejahatannya," ujar Steyer.
Trump sendiri tak ragu untuk mengina balik Steyer. Pada akhir Oktober kemarin, sang presiden menyebutnya konyol dan kurang waras. "Jika ia (Steyer) mencalonkan diri sebagai presiden, para anggota Partai Demokrat akan memakannya hidup-hidup!" ujar Trump lewat akun Twitternya.
Cekcok dengan Trump
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali berseteru dengan miliarder lain. Kali ini yang menjadi sasaran adalah miliarder Tom Steyer.
Dilansir dari Business Insider, Presiden Trump marah pada miliarder sekaligus pemberi donor Partai Demokrat Tom Steyer. Trump tampak kesal karena partai yang mengusungnya dituduh menyebarkan kekerasan.
"(Terdapat) kekerasan politik yang konsisten dan sistematis dari anggota Partai Republik," ucap Steyer.
Salah satu penyebabnya adalah ketika Ketua Mayoritas di DPR AS Kevin McCarthy berujar agar jangan sampai pemilu AS dibeli oleh Soros, Steyer, dan Bloomberg. Ketiganya adalah keluarga Yahudi, dan ucapan itu dipandang Steyer sebagai anti-semit (anti-Yahudi).
McCarthy merupakan pendukung Donald Trump. Sang presiden pun kesal pada Steyer dan menyebutnya gila dan akan segera kehabisan uang.
Menurut Forbes, Steyer tercatat memiliki harta USD 1,6 miliar. Dulunya, ia mengurus hedge fund Farallon Capital selama 26 tahun sebelum beralih ke politik dan fokus pada isu lingkungan.
Sebelumnya, Trump pernah berseteru dengan miliarder Mark Cuban. Pada awal tahun ini, Trump juga menyerang CEO Amazon Jeff Bezos sebagai pemilik koran The Washington Post yang kerap menyerang pemerintahan Trump.
Advertisement