Liputan6.com, Jakarta Mantan Duta Besar Dino Patti Djalal, kini mulai terjun ke dunia industri dengan merintis jejak karir di bisnis startup, dengan memperkenalkan aplikasi layanan perencanaan keuangan dan pembayaran perjalanan Umroh bernama Waqara.
Adapun pria kelahiran Belgrade ini memiliki peran sebagai pendiri sekaligus CEO dari aplikasi digital yang diluncurkan dalam versi beta testing. Dino menargetkan, Waqara sudah mulai dapat digunakan oleh masyarakat luas pada awal Januari 2019.
Baca Juga
Advertisement
"Target awal tahun, kami ingin bisa capai 1 persen dari total jamaah Umroh setiap tahunnya yang sekitar 8 ribu orang. Untuk 5-6 tahun ke depan, kita berharap Waqara bisa menggapai 20-30 persen jamaah Umroh setiap tahunnya," ungkap dia di Jakarta, Jumat (30/11/2018).
Bahkan, ia menyimpan ambisi, PT Waqara Karya Indonesia selaku operator aplikasi baru ini kelak bisa mengikuti jejak Go-Jek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak sebagai Unicorn atau perusahaan rintisan (startup) bernilai di atas USD 1 miliar.
"Menurut hitung-hitungan kita, saya berharap Waqara bisa jadi Unicorn dalam waktu 5-6 tahun ke atas. Tapi tidak tercapai pun tidak apa-apa, karena misi kita terutama untuk melakukan reformasi industri Umroh," ucap dia.
Dia pun menyebutkan, ada tiga indikator utama yang dapat membantu Waqara mencapai impian tersebut. "Pertama, tentu dukungan dari pemerintah. Kedua kepercayaan, jadi orang tahun kalau masuk Waqara pasti aman," imbuhnya.
"Dan ketiga, tentu kemampuan kita untuk build up agar orang-orang tahu Waqara apa. Oleh karenanya, pasar kami perlu lebih banyak edukasi apa yang bisa ditawarkan oleh Waqara," dia menambahkan.
Cegah Penipuan, Mantan Diplomat RI Luncurkan Aplikasi Pembiayaan Umroh
Mantan Duta Besar Dino Patti Djalal mulai mengembangkan karir ke ranah industri. Seperti yang dilakukannya di Le Meridien Hotel, Jakarta, Jumat (30/11/2018).
Dia meluncurkan aplikasi layanan perencanaan keuangan dan pembiayaan perjalanan Umroh bernama Waqara.
Baca Juga
"Kenapa saya berkecimpung di dunia ini?. Ada semacam masalah kepercayaan serius dalam industri Umroh. Cukup banyak kasus penipuan terjadi dan merugikan jamaah," ungkap dia.
Menurut sebuah catatan, dia mengutip, kasus penipuan jamaah Umroh dalam kurun waktu dua tahun terakhir telah memakan korban lebih dari 164 ribu orang. Adapun nilai kerugian yang diderita pun mencapai hampir Rp 4,5 triliun.
Dino Patti Djalal menyebutkan, mayoritas korban penipuan juga merupakan warga yang berasal dari kelas menengah ke bawah.
"Umumnya, mereka adalah orang-orang jamaah dari kelas bawah. Bukan orang kaya. Jadi orang yang benar-benar menabung bertahun tahun untuk bisa menjalankan ibadah Umroh," ucap dia.
Dia mengatakan, hal inilah yang mendorong dirinya untuk mendirikan Waqara. "Kita melihat jamaah itu bingung dan ragu, publik resah, dan industri terganggu karena adanya rasa ketidakpercayaan," sambungnya.
Dia menyampaikan, pihaknya berharap industri Umroh nihil penipuan dan bisa menjaga 100 persen keamanan serta transparansi.
PT Waqara Karya Indonesia selaku pihak pengelola aplikasi juga bekerjasama dengan BNI Syariah untuk mengelola dana nasabah. "Kita ingin dana nasabah dipastikan tersimpan aman dalam bentuk tabungan personal BNI Syariah atas nama sendiri," tegasnya.
Advertisement