Saat Khayalan Menyentuh Pelangi Pagi Menjadi Nyata di Air Terjun Kedung Pedut

Pelangi itu muncul dari percikan air terjun yang terkena sinar matahari. Konon fenomena langka itu yang menjadi cikal bakal dinamainya wisata Kedung Pedut.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Des 2018, 06:03 WIB
Foto: Yanuar H/ Liputan6.com.

Liputan6.com, Yogyakarta - Tak perlu membayangkan berwisata ke luar negeri, apalagi untuk mengejar hadirnya pelangi. Di Kulonprogo, tepatnya di Desa Kembang, Jatimulyo, Girimulyo terdapat lokasi wisata yang menghadirkan pelangi hampir setiap pagi.

 

Di sana terdapat air terjun yang dikenal dengan fenomena pelanginya. Pelangi itu muncul dari percikan air terjun yang terkena sinar matahari. Konon fenomena langka itu yang menjadi cikal bakal dinamainya wisata Kedung Pedut.

"Kedung itu artinya kolam buatan Pedut itu artinya kabut. Kolam itu membuat percikan dan membuat kabut. Kelebihan pedut kena sinar matahari bisa melihat pelangi. Tapi seringnya kalau pagi," ujar Sarijo, Dukuh Kembang Jatimulyo.

Sarijo mengatakan, air terjun Kedung Pedut mulai ramai dikunjungi wisatawan pada tahun 2015 akhir. Tempat yang alami dan lingkungan terjaga menjadi kekuatan wisata Kedung Pedut.

"Ekosistem masih terjaga ada kecapung, kupu-kupu dan burung khas sini masih ada. Burung ada burung Jenggot, Serpu dan Sulingan, ga boleh ditembak ada perdesnya," katanya.

Banyak yang menginap di sekitar lokasi Kedung Pedut demi menikmati suasana alamnya. Terutama cuaca yang dingin layaknya cuaca di Kaliurang Sleman.

"Banyak juga yang menginap disini ada 9 rumah yang menyediakan homestay paketannya 150 ribu sudah sama makan," katanya.

Tidak hanya tamu lokal tapi tamu dari mancanegara juga sering menginap di homestay. Mereka ingin menikmati suasana khas Kedung Pedut.

"Thailand banyak, Malaysia gudangnya, Turki juga ada China banyak juga Amerika bahkan banyak juga nginep di sini," katanya.

Selain cuaca dan alam yang mendukung menurutnya faktor kebersihan juga menjadi daya tarik para wisatawan untuk tinggal di Kedung Pedut. Tidak banyak rekayasa buatan sehingga semuanya menggunakan dari alam sekitar.

"Jembatan pakai bambu jadi memang alami. Trus tempat sampah tiap titik ada. Total ya 50-an tempat sampah ada di kawasan air terjun," ujarnya.


Yuk Jaga Kebersihan

Foto: Yanuar H/ Liputan6.com.

Walaupun begitu namanya wisatawan tidak semua paham tentang menjaga kebersihan. Sehingga ia mengajarkan kepada pengelola obyek wisata Kedung Pedut untuk mengambilsampah jika menemui di sepanjang jalan.

"Kayaksampah plastik iniada di tengah jalan. Pasti diambil anak anak mereka saya didik gitu. Makanya kita dapat juarasatu kebersihan kemarin," katanya.

Ia mengakui jika dari tahun ke tahun jumlah wisatawan selalu naik. Sehingga Kedung Pedut seluas 2 ha ini akan terus berkembang.

"Kita terus tambah programnya. Tidak hanya alamnya tapi juga kegiatannya seperti outbond dll," ujarnya.

Namun kondisinya justru tidak membaik saat ini. Sebab jalan menuju Kedung Pedut terutama dari Pengasih ke Girimulyo jalannya tidak bagus.

"Makanya tahun baru kemarin menurun karena ya itu jalannya rusak," ujarnya.

Sarijo menjelaskan di Kedung Pedut pengunjung bisa menikmati alam juga spot foto, Flying Fox, Outbond susur sungai dan mandi disungai.

"Tidak lama dibuka edukasi wisata. camping ground outbond dengan kapasitas banyak. Anak sekolah dan umum," katanya.

Kedung Pedut memiliki spot airterjun dengan berbagai tipe tertentu. Seperti grojogan kedung bantal ada di atas sendiri, spot foto kapal pedut.

"Kedung merak buat mandi. Buat loncat itu kedung merang. Bawahnya grojogan kedung pedut. dibawahnya kolam buatan untuk mandi. bawahnya Palau kecil dinamakan gazebo pulau kecil," katanya.

Tidak mahal untuk masuk lokasi ini, hanya mengeluarkan uang 6000 saja. Sementara waktu buka obyek ini mulai dari jam 08.00 WIB hingga 17.00 WIB."Anak anak dibawah umur tigaribu turis asing 20 ribu plus asuransi," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya