Takmir Masjid Jabodetabek Tolak Reuni 212 karena Dinilai Politis

Menurut Gus Sholeh, reuni aksi 212 sarat kepentingan politik praktis yang berkedok agama.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 01 Des 2018, 12:27 WIB
Massa GJI membentangkan bendera Merah Putih raksasa saat menggelar aksi menuntut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk mencabut izin penyelanggaraan Reuni 212 di depan Balai Kota, Jakarta, Kamis (29/11). (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Forum Rembuk Masjid Indonesia Gus Sholeh bersama ratusan takmir masjid se-Jabodetabek deklarasi tolak politisasi masjid sekaligus menolak reuni 212 pada 2 Desember 2018.

Menurut Gus Sholeh, reuni aksi 212 sarat kepentingan politik praktis yang berkedok agama.

Gus juga curiga aksi reuni 212 ditunggangi HTI. Mereka mengambil kepentingan di dalam kekeruhan dari aksi 212 untuk mengubah Pancasila dan merusak NKRI.

"Kita kumpul waktu itu karena ada kesalahan pembicaraan dari Ahok. Saat ini Ahok juga sudah ditahan. Terus untuk apa lagi aksi 212 ini kalau tidak untuk memobiliasi masa Islam politisasi agama," kata dia di Aula Masjid Al-Bina, Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Sabtu, (1/12/2018).

Karenanya, Gus Sholeh menghimbau kepada umat Islam, di tahun politik jangan sampai mempolitisasi masjid demi kepentingan golongan. Sebab, umat bisa terpecah belah. Selain itu, dia juga mengajak menolak reuni 212 telah melenceng dari tujuan utamanya.

"Mari kita ajak bersama untuk berpikir waras. NKRI dan Pancasila adalah kesepakatan bersama untuk membangun bangsa yang beranekaragam. Diperlukan pemikiran Islam rahmatan lil alamin dalam arti yang sesungguhnya," tandas dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya