Liputan6.com, Jakarta - Hyperbaric Oxygen Therapy (HBOT) atau terapi oksigen hiperbarik adalah metode pemberian oksigen murni kepada pasien dalam ruang bertekanan tinggi, yakni lebih dari 1 Atmosfer Absolut. Tujuannya untuk meningkatkan dan memperbaiki kondisi tubuh.
Umumnya ditujukan untuk penyakit dekompresi yang kerap dialami oleh para penyelam laut dalam, HBOT juga dapat dimanfaatkan untuk mengobati berbagai indikasi klinis, antara lain penyembuhan luka tubuh (seperti luka bakar dan luka terkait penyakit diabetes mellitus) serta pencangkokan kulit. Hal ini diakui secara resmi oleh Undersea and Hyperbaric Medical Society (UHMS) dan Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat pada 2011.
Pemberian oksigen murni dalam ruang bertekanan yang disebut chamber mampu menyuplai oksigen 10-15 kali lebih banyak dibandingkan jika pemberian oksigen dilakukan di permukaan laut atau pada tingkat atmosfer normal. HBOT sangat efektif untuk merangsang pembentukan pembuluh darah baru, mengurangi pembengkakan dan peradangan, menonaktifkan racun, meningkatkan kemampuan sel darah putih untuk melawan infeksi.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu juga membunuh beberapa jenis bakteri berbahaya, membantu tubuh membangun jaringan ikat baru, membersihkan racun dan produk sisa metabolisme, serta mempercepat proses penyembuhan.
Bagi pasien diabetes melitus, HBOT dapat bermanfaat untuk mengatasi komplikasi masalah kesehatan yang biasanya sering terjadi. Adapun komplikasi tersebut disebabkan karena kadar gula darah yang tinggi dalam tubuh berlangsung pada waktu lama sehingga merusak pembuluh darah dan sistem saraf. Komplikasi diabetes bisa berakibat pada beberapa kerusakan bagian tubuh, seperti penyakit jantung, terganggunya fungsi ginjal, kebutaan, pembusukan kaki yang kadang memerlukan amputasi, dan impotensi.
“Suplai oksigen dari HBOT mampu memperbaiki fungsi saraf dan memperlancar peredaran darah, serta dapat meningkatkan kinerja insulin pasien diabetes,” jelas dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetika Siloam Hospitals Manado, dr. Mendy Hatibie, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.
Penjelasan itu disampaikan dalam agenda sosialisasi Siloam Hospitals Manado mengenai manfaat pengobatan HBOT pada acara Corporate & Insurance Gathering in Afternoon Tea yang mengangkat topik “Hyperbaric Oxygen Therapy (HBOT) on Wound Healing and Wellness. Dalam kesempatan ini pembicara lain dr. Frico Talumewo membawakan penjelasan singkat HBOT untuk penyelam.
Hasil dari HBOT dapat dirasakan setelah menjalankan beberapa sesi terapi, dimana terapi ini juga dapat dijalankan bersamaan dengan terapi lain sesuai dengan rekomendasi dokter. Secara umum, semakin kronis kondisi Anda, sesi yang dibutuhkan juga bisa semakin banyak.
“Diskusikan dengan dokter Anda mengenai terapi spesifik apa yang dapat Anda terima sesuai dengan kondisi medis serta berapa sesi yang harus dijalani. Ceritakan kondisi medis Anda secara jelas dan lengkap kepada dokter guna menghindari efek samping yang tidak diinginkan,” tambah dr. Mendy Hatibie.
Pengobatan HBOT telah dimanfaatkan di Indonesia sejak tahun 1960 dan terus dikembangkan hingga kini. Pelatihan terkait terus dilakukan kepada para tenaga ahli medis, seperti Pelatihan Dasar Ilmu Kedokteran Kelautan bagi tenaga operasional HBOT oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Kelautan (Perdokla) di Siloam Hospitals Manado pada 27-31 Agustus 2018 lalu.
Sejak dibuka 1 Agustus 2018, pelayanan HBOT di Siloam Hospitals telah melayani 33 pasien dengan kasus-kasus seperti perawatan luka, pasien post Operasi, dan divers . Untuk informasi lebih lanjut mengenai pelayanan HBOT Siloam Hospitals Manado, hubungi (0431) 7290900.