Liputan6.com, Jakarta - Jelang hari antikorupsi sedunia pada 9 Desember Presiden Joko Widodo kembali dicolek keseriusannya dalam pemberantasan korupsi. Wadah Pegawai (WP) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menagih Jokowi menuntaskan kasus penyerangan penyidik KPK, Novel Baswedan.
Ketua WP KPK Yudi Purnomo Harahap mengatakan, sudah 1 tahun 7 bulan sejak penyiraman air keras kepada Novel terjadi. Namun, pengungkapkan kasus tak kunjung ada indikasi penyelesaian.
Advertisement
"Sampai hari ini, Presiden masih tidak menunjukkan tindakan yang tegas dan konkret, seakan-akan tidak memiliki kuasa apapun sebagai pemimpin negara untuk membongkar kasus Novel Baswedan," ujar Yudi dalam siaran persnya, Minggu (2/12/2018).
Ia mengatakan, selama proses pengungkapan kasus penyiraman air keras terhadap Novel, orang di sekeliling Presiden justru melempar tanggung jawab.
Kondisi kontradiktif itu disayangkan WP KPK, mengingat di awal peristiwa nahas yang terjadi pada 11 April 2017, di waktu subuh, reaksi Jokowi tegas memastikan akan menuntaskan kasus tersebut.
Ingatkan Jokowi Konsisten
Tak ingin putus asa, WP KPK kembali mengingatkan Jokowi agar konsisten memberantas korupsi, termasuk salah satunya mengungkap dalang atupun eksekutor lapangan yang menyiram air keras ke wajah Novel.
"Untuk itu, kami Wadah Pegawai KPK kembali untuk kesekian kalinya menuntut Presiden Jokowi untuk hadir dan melakukan tindakan sebagaimana selayaknya seorang Presiden untuk membongkar kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan," tandas Yudi.
Reporter: Yunita Amalia
Sumber: Merdeka.com
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement