Penyandang Disabilitas Punya Peran dalam Pembangunan Dunia

PBB menyatakan bahwa disabilitas punya peran dalam pembangunan berkelanjutan yang tidak meninggalkan siapa pun

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 03 Des 2018, 13:00 WIB
Muklis Abdul Kholik atau Abdul, bocah penyandang disabilitas bertemu Presiden Jokowi (Merdeka.com/ Intan Umbari Prihatin)

Liputan6.com, Jakarta Hari Disabilitas Internasional dirayakan setiap 3 Desember setiap tahunnya. Peringatan tersebut telah dilakukan sejak 1992 oleh resolusi Majelis Umum PBB 47/3.

Mengutip laman resmi Persatuan Bangsa-Bangsa un.org pada Senin (3/12/2018), tujuan Hari Disabilitas Internasional ini bertujuan untuk mempromosikan hak dan kesejahteraan para penyandang disabilitas di semua bidang masyarakat dan pembangunan.

Selain itu, juga bertujuan meningkatkan kesadaran akan situasi mereka. Termasuk dalam aspek kehidupan politik, sosial, ekonomi, dan budaya.

Pada 2018, tema yang diambil berfokus pada pemberdayaan penyandang disabilitas untuk pembangunan yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan (Empowering Persons With Disabilities and ensuring inclusiveness and equality) sebagai bagian dari Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030. Agenda ini meminta agar masyarakat tidak meninggalkan siapa pun di belakang.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 


Disabilitas di dunia

Penari dari Candoco Dance Company menggunakan tongkat dan kursi roda melakukan latihan jelang pertunjukan di London utara, Inggris (13/4). Penari ini juga terdiri dari orang yang berkebutuhan khusus. (AFP Photo/Daniel Leal Olivas)

PBB menyatakan, penyandang disabilitas, baik sebagai penerima manfaat maupun agen perubahan, dapat mempercepat proses pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, serta mempromosikan masyarakat yang tangguh. Termasuk dalam konteks pengurangan risiko bencana, aksi kemanusiaan, serta pembangunan perkotaan.

Mengutip laman World Health Organization (WHO) di who.int, setidaknya 10 persen dari populasi dunia (sekitar 650 juta orang) hidup dengan disabilitas. Sementara, 20 persen dari penduduk miskin dunia adalah disabilitas.

Laporan WHO pada 2009 menyatakan, di banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah, hanya lima sampai lima belas persen para penyandang disabilitas yang mampu mengakses alat bantu dan teknologi yang membantunya.

 


UU Disabilitas di Indonesia

Selebrasi M Fadli pebalap sepeda Indonesia yang meraih medali emas di nomor 4000 meter Individual Pursuit C4 di Velodrome Rawamangun, Jakarta, Jumat (11/10/2018). (Bola.com/Peksi Cahyo)

Di tanah air sendiri, tema Hari Disabilitas Internasional diterjemahkan menjadi tema nasional "Indonesia Inklusi dan Ramah Disabilitas". Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, dikeluarkan Undang-undang Penyandang Disabilitas Nomor 8 Tahun 2016. Isinya adalah tentang pemenuhan hak penyandang disabilitas.

"Undang-undang ini untuk menjamin terpenuhinya hak dan kesempatan penyandang disabilitas. Ada 24 hak penyandang disabilitas yang diatur dalam UU tersebut misalnya hak hidup, pekerjaan, pendidikan, akses fasilitas, hak bebas dari stigma, kesejahteraan sosial, dan pelayanan publik," ujar Agus seperti dikutip dalam kemsos.go.id.

Peringatan Hari Disabilitas Internasional di Indonesia sendiri diadakan di Bekasi pada Minggu dan Senin, 2 hingga 3 Desember 2018. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya