Jokowi: Jangan Kaget Kalau Rupiah Terus Menguat

Jokowi mengatakan bahwa sentimen positif baik dari sisi internal maupun eksternal akan membentuk penguatan rupiah.

oleh Bawono Yadika diperbarui 03 Des 2018, 13:53 WIB
Presiden Joko Widodo saat berpidato dalam Bali Fintech Agenda IMF-WB 2018 di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10). Jokowi mengaku mengacu pada kebijakan Amerika Serikat (AS) yang merupakan negara kelahiran internet. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan terus menguat. Itu didukung dengan berbagai sentimen positif yang telah dibangun perlahan oleh pemerintah.

"Saya sangat berbahagia sekali bahwa satu tahun belakangan ini konsolidasi sektor fiskal, moneter, dan pelaku-pelaku usaha industri pasar itu berjalan dengan baik. Konsolidasi seperti ini kalau terus dilakukan akan membuahkan hasil yang konkret," ucapnya di Ritz Carlton, Jakarta Selatan, Senin (03/12/2018).

Menurut Jokowi, pemerintah akan terus mengoptimalkan potensi domestik untuk merespons ketidakpastian global. Terutama dalam upayanya mengatasi pelebaran defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).

"Kita juga kan produsen terbesar kelapa sawit di dunia, produksi CPO kita 42 juta ton per tahun. Ini kita usahakan hilirisasi untuk Biosolar 20 (B20). Kita wajibkan penggunaannya, berapa juta ton yang bisa kita hemat. Setelah itu kita akan mengejar b80 lalu b100. Sekali lagi, ini akan mengurangi CAD karena impor solar bisa dikurangi dan dihilangkan," ujarnya.

"Kemudian pembangunan infrastruktur. Selama 4 tahun terakhir ini, kita melihat, kita telah banyak membangun baik airport, pelabuhan, jalan tol, pembangkit listrik, banyak sekali," ia menambahkan.

Kata Jokowi, upaya-upaya tersebut dalam rangka membangun kepercayaan (trust) kepada para investor.

"Kalau hal seperti ini bisa kita kerjakan. Ini jadi pondasi kita untuk bersaing dengan negara-negara maju. Dan setelah infrastruktur, kita akan masuk ke pembangunan Sumber Daya Alam (SDA). Butuh sekolah vokasi yang membutuhkan standard internasional, upgrade anak-anak muda kita," ungkapnya.

Jokowi pun menekankan, dengan maraknya sentimen positif baik dari sisi internal maupun eksternal (global) yang kini datang, maka hal tersebut akan membentuk rupiah untuk semakin menguat.

"Jadi yang kita bangun adalah trust, kepercayaan. Kita mengelola fiskal sangat hati-hati. Yang saya dengar arus modal sudah kembali masuk, jadi jangan kaget kalau dolar nanti turun terus," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Rupiah Hari Ini

Teller tengah menghitung mata uang dolar di penukaran uang di Jakarta, Junat (23/11). Nilai tukar dolar AS terpantau terus melemah terhadap rupiah hingga ke level Rp 14.504. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali bergerak menguat di awal pekan ini. Hari ini rupiah akan bergerak di kisaran 14.313 hingga 14.288 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Senin (3/12/2018), rupiah dibuka di angka 14.270 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.301 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.237 per dolar AS hingga 14.270 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mengalami pelemahan 5,11 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.252 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.339 per dolar AS.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya