5 Penyandang Disabilitas yang Sukses Taklukkan Dunia

Penyandang disabilitas juga bisa berkreasi dan menghasilkan karya di bidang masing-masing

oleh Benedikta Desideria diperbarui 03 Des 2018, 19:00 WIB
Ilmuwan terkemuka Stephen Hawking beraktivitas di kantornya di The Centre for Mathematical Sciences, University of Cambridge, London, Inggris, 14 Desember 2011. Stephen Hawking meniggal dunia di usia 76 tahun. (AFP PHOTO/LONDON SCIENCE MUSEUM/SARAH LEE)

Liputan6.com, Jakarta Ada banyak contoh penyandang disabilitas yang sukses di bidangnya masing-masing. Sebut saja Achmad Zulkarnain asal Banyuwangi yang dikenal karena kegigihannya menjadi fotografer. Ada juga Angkie Yudistia yang menjadi penyandang tunarungu sejak usia 10 yang kini mendirikan CEO Thisable Enterprise, perusahaan yang fokus membantu orang difabel.

Menurut PBB, di dunia ini ada sekitar 15 persen atau sekitar 1 miliar orang difabel. Kondisi tersebut kerap membuat mereka mendapat diskriminasi. Padahal sama seperti orang biasa, penyandang disabilitas juga bisa berkreasi. Berikut sosok-sosok difabel  yang sukses di bidangnya masing-masing seperti dilansir laman Huffington Post dan Success Story, Senin (3/12/2018).

1. Stephen Hawking

Hawking dikenal sebagai salah satu fisikawan terkenal di dunia yang meninggal 14 Maret 2018.Ia menderita Amyotrophic Lateral Sclerosis atau ALS, sebuah penyakit saraf yang 90 persen penyebabnya belum diketahui. ALS menyerang sel-sel saraf yang mengontrol gerakan, sehingga penderitanya sulit menggerakan lengan, kaki, dan wajah.

Semasa hidup, Hawking menunjukkan teori relativitas Albert Einstein bahwa ruang dan waktu memiliki awal dan akhir yang pasti. Hal tersebut memicu lahirnya teori yang menyebut bahwa black hole tak sepenuhnya hitam, melainkan memancarkan radiasi dan nantinya menghilang.

 


2. Stevie Wonder

Stevie Wonder

2. Stevie Wonder

Penyanyi dan pianis satu ini namanya masih harum hingga sekarang. Kondisinya yang tunanetra tak membatasinya dalam berkarya.

Stevie Wonder mulai berkarya sejak 1980-an silam. Lagunyanya yang paling populer adalah 'I Just Call to Say I Love You'. Ia tetap menelurkan album barunya hingga tahun 2000-an.

Selama kariernya, Stevie Wonder telah meraih 22 pengahargaan dari Grammy Awards. Nama Stevie Wonders juga telah masuk dalam Hall of Fame.

3. Helen Keller

Buta dan tuli tidak membuat Helen Keller berhenti berkarya. Wanita yang lahir di Alabama Amerika Serikat pada 27 Juni 1880 membuktikan kepada dunia bahwa semua manusia lahir dengan kelebihan masing-masing. Helen membuktikan dirinya mampu seperti orang-orang lainnya. Ia berhasil menjadi penulis, aktivis politik, dan dosen. Ia juga kerap menyuarakan pentingnya menghargai orang-orang difabel.

 


4. Frida Kahlo

Seorang wanita melintasi mural seniman Frida Kahlo di sebuah jalan wilayah bersejarah Mexico City, Meksiko, 30 Agustus 2017. Mural menjadi salah satu langkah Pemerintah Mexico City untuk melestarikan dan mempercantik ruang publik. (ALFREDO ESTRELLA/AFP)

4. Frida Kahlo

Frida Kahlo, pelukis asal Meksiko ini sejak usia 6 terkena polio. Kondisi ini membuat kaki kanan lebih kecil daripada kiri. Walau begitu, sang ayah mendorongnya beraktivitas seperti biasa, seperti bermain sepakbola, berenang dan bergulat.

Saat remaja, ia sempat tertabrak yang membuat beberapa tulang patah. Di masa pemulihan, ia memilih menghabiskan waktu dengan melukis dirinya sendiri. "Aku melukis diriku sendiri karena aku sering sendiri dan subjek terbaik yang aku tahu adalah diriku sendiri," kata Kahlo dalam sebuah kesempatan seperti dilansir di laman pribadinya.

5. Beethoven

Ludwig van Beethoven, dikenal sebagai salah satu pianis dan komposer terbaik yang pernah ada. Di awal 20 tahun, pendengarannya masih bagus dan ia menciptakan berbagai komposisi musik yang indah. Di usia 30, kariernya nampak baik tapi gangguan pendengaran mulai ia rasakan.

"Sekitar 3 tahun terakhir, pendengaranku mulai melemah," tulis Beethoven dalam sebuah surat di usia 30 ke temannya.

Di usia 42, ia masih bisa mendengar beberapa suara dan musik. Namun, di usia 44, ia benar-benar tak bisa mendengar. Walau begitu, ia masih bisa membayangkan musik dalam pikikannya. Di 10 tahun terakhir dalam hidupnya ia menciptakan banyak karya, salah satunya yang legendari 'Grosse Fuge, Op. 133'.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya