Jokowi Prediksi Inflasi 3,2 Persen hingga Akhir Tahun

Jokowi mengatakan, selain inflasi, pertumbuhan ekonomi dan defisit APBN juga terjaga.

oleh Merdeka.com diperbarui 03 Des 2018, 15:12 WIB
Calon Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo berdiskusi dengan masyarakat kreatif Bandung di Simpul Space, BandungSabtu (10/11). Jokowi berdialog dengan masyarakat kreatif Bandung dalam upaya mengembangkan ekonomi digital. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) prediksi inflasi hingga akhir tahun mencapai 3,2 persen. Angka inflasi ini masih dalam kisaran target tahunan pemerintah dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar 3,5 plus minus 1 persen. 

"Inflasi kita juga akhir tahun ini perkiraan kita 3,2 persen," ujar Jokowi di Ritz Carlton, Jakarta, Senin (3/12/2018). 

Jokowi mengatakan, selain inflasi, pertumbuhan ekonomi dan defisit APBN juga terjaga. Pertumbuhan ekonomi hingga akhir 2018 diprediksi berada di atas 5 persen dan defisit APBN sebesar 1,8 persen. 

"Kondisi ini semakin baik defisit APBN kita tahun ini berapa bu menteri 1,8 persen, turun lagi karena pengelolaan fiskal kita yang sangat prudent yang sangat hati-hati," tutur dia. 

Jokowi menambahkan, keterjagaan komponen ekonomi ini juga untuk mendongkrak kepercayaan internasional terhadap Indonesia. Jadi ke depan dampaknya berpengaruh terhadap penguatan rupiah. 

"Apa yang ingin kita bangun ya trust kepercayaan kita bangun fiskal moneter kita sangat hati-hati. Saya dengan inflownya sudah kembali masuk. Ya jangan kaget kalau nanti dolar turun terus. Enggak tahu berapa kita juga ingin dolar turun drastis karena kita masih ingin seperti manfaat dari ekspor kita," tutur dia.

 

Reporter: Anggun P.Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 


BPS: Inflasi November 2018 Tercatat 0,27 Persen

Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada November 2018 sebesar 0,27 persen. Inflasi ini didorong oleh kenaikan harga sejumlah komoditas.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, untuk inflasi tahun kalender, yaitu Januari-November 2018 mencapai 2,50 persen, sedangkan inflasi tahun kalender sebesar 3,23 persen.

"Boleh dibilang inflasi November 2018 ini angka inflasi masih terkendali di bawah 3,5 persen. Penyebab utama kenaikan harga produk holtikultura sayuran kemudian harga udang dan angkutan udara," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Senin 3 Desember 2018.

Dia mengungkapkan, dari 82 kota IHK yang dipantau, sebanyak 70 kota mengalami inflasi, sedangkan 12 kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi dialami di Marauke sebesar 2,05 persen, sedangkan terendah, yaitu Balikpapan sebesar 0,01 persen. Sementara untuk deflasi tertinggi dialami Medan sebesar -0,64 persen dan deflasi terendah di Pematangsiantar dan Pangkalpinang -0,01 persen.

"Ini berarti inflasi masih terkendali. Masih ada satu bulan lagi, kita perlu perhatikan di Desember, tapi kita harapkan inflasinya terkendali," ucap dia

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya