Liputan6.com, Jakarta - Aktor sekaligus presenter David Chalik belakangan ini memang sudah jarang terlihat di dunia hiburan Tanah Air. Rupanya, David Chalik memang sudah mengurangi kegiatannya di dunia entertainment sejak 2006 lalu. Ia tengah memperdalam ilmu agama.
Selama mundur dari dunia keartisan, David Chalik memutuskan untuk mencari pemasukan lain dengan mengembangkan bisnis pribadi. Namun rupanya hal itu tidak berjalan mulus. David Chalik mengalami jatuh bangun selama mengelola bisnisnya itu.
Pengalaman itu dibagikan David Chalik saat ditemui dalam acara yang diselenggarakan Komunitas Pengusaha Muslim Trisakti.
Baca Juga
Advertisement
"Nah kebetulan saya juga membagi pengalaman tentang usaha saya, kewirausahaan saya, prosesnya, perjalanannya, kesulitannya, mudah-mudahan apa yang bisa disampaikan ini bisa bermanfaat bagi yang hadir," kata David Chalik dalam acara Syariah Financing Talk 2018, Kewirausahaan dan Solusi Keuangan Syariah, di Muamalat Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Diusir
Salah satunya adalah pengalaman pahit yang cukup membuatnya marah dan malu, yaitu ketika dirinya diusir dari sebuah pabrik milik orang Korea.
"Oh iya, sama orang Korea. Jadi, awalnya kita enggak punya pabrik. Salah satu stimulus kita punya pabrik itu karena kita datang ke suatu pabrik, kita diusir. Ada perasaan yang enggak menyenangkan-lah. Kita orang Indonesia mau bikin sepatu, kita bawa uang ke mereka, sudah ada kesepakatan, sudah ada deal, tahu-tahu di tengah jalan mereka enggak mau ngerjain sepatu kita. Kenapa? Kan menjadi tanda tanya besar," ungkap David Chalik.
Advertisement
Punya Pabrik
Pengalaman itu pula yang membuat David Chalik terpacu untuk bisa memiliki pabrik sendiri. David Chalik merasa pribumi juga mampu bersaing dengan pebisnis asing. Itu juga yang memicu dirinya untuk membangun pabrik sepatu.
"Terus dimarah-marahin di depan orang lagi. Waduh, itu malunya bukan main. Apa salah saya, 'Saya tidak mau ya kerja sama dengan Anda', akhirnya saya ngerasa panas. Eh ternyata di situ akhirnya jadi sesuatu yang tidak menyenangkan, tapi kalau kita menanggapinya positif, akhirnya jadinya positif. Dimudahin, akhirnya punya pabrik sendiri jadinya," pungkasnya.