Liputan6.com, Jakarta - Seiring perkembangan teknologi, penggunaan berbagai layanan digital pun meningkat. Salah satunya adalah teknologi finansial, atau dikenal dengan nama fintech.
Dua layanan ride hailing di Indonesia, Go-Jek dan Grab, pun mengakui pentingnya layanan fintech. Selain itu, keduanya melihat ada peluang besar layanan itu tumbuh di Tanah Air.
Go-Jek kian melebarkan bisnisnya dengan mendorong penggunaan berbagai transaksi di layanannya menggunakan dompet digital, Go-Pay.
Baca Juga
Advertisement
Diungkapkan Managing Director Go-Pay, Budi Gandasoebrata, kebutuhan fintech lahir karena adanya celah antara jumlah pemilik rekening bank dan unbank (belum memiliki rekening bank). Fintech pun berusaha menyelesaikan masalah tersebut.
Penetrasi smartphone yang tinggi pun menjadi peluang manis bagi Go-Pay untuk memikat konsumen.
“Go-Pay masuk karena kami melihat tingginya penetrasi smartphone di sini. Lalu kami pun berusaha dengan Go-Pay, bagaimana memanfaatkan teknologi untuk finansial,” ujar Budi dalam acara GSI Scale Con 2018 di Jakarta, Senin (3/11/2018) malam.
Dijelaskannya, kebutuhan layanan finansial berbasis teknologi akan terus mengalami peningkatan. Terlebih lagi jika infrastruktunya terus mengalami peningkatan.
Penjelasan Bos Grab
“Ketika infrastruktur dibangun dan mereka semakin mengenal uang elektronik, baru setelahnya bisa naik kelas ke berbagai produk lainnya,” ucap Budi menambahkan.
Lebih lanjut, Executive Director Grab Indonesia, Ongki Kurniawan, mengatakan pertumbuhan penggunaan layanan fintech akan terjadi jika kebutuhannya semakin tinggi.
Hal ini, katanya, bisa dilihat dari kebutuhan driver Grab dari yang awalnya tidak memiliki rekening, kini harus memilikinya seiring dengan pendapatan yang kian meningkat.
Hal serupa pun dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan fintech.
“Tidak mudah memang untuk mengedukasi agar orang-orang mulai mengadopsi layanan tersebut. Ini menyangkut masalah kebutuhan,” kata Ongki.
(Din/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Advertisement