Liputan6.com, Jakarta - Aparat TNI dan Polri di Provinsi Papua hingga kini terus mendalami kasus pembunuhan 31 orang pekerja pembangunan jembatan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
Kapendam 17 Cenderawasih Kolonel Infantri Muhammad Aidi mengatakan, lokasi pembunuhan di Distrik Yigi merupakan daerah terisolir. Karena itu, pihaknya kesulitan menembus lokasi.
Advertisement
"Jadi, itu memang kawasan terisolir. Kondisi dan medan di sana cukup berat. Dari Wamena saja, butuh waktu 8 sampai 12 jam bila melalui perjalanan darat,” ujar Aidi saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (4/12/2018).
Karena letaknya yang terisolir, ia tak menampik jalur di Distrik Yigi kerap dilalui kelompok bersenjata. Agar tidak terisolir, sejumlah pembangunan infrastruktur seperti jembatan dilakukan di sejumlah titik.
"Salah satu jembatan yang dibangun, yaitu jembatan yang menghubungkan Kali Yigi dan Kali Aurak. Ini jembatan yang dibangun para pekerja yang dibunuh kelompok bersenjata,” kata Aidi.
Nduga merupakan salah satu kabupaten di pesisir Provinsi Papua yang menghubungkan ke 11 kabupaten lainnya yang berada di pegunungan tengah Papua. Karena posisinya ini, Kabupaten Nduga sangat strategis untuk membuka keterisolasian kabupaten-kabupaten lainnya di Papua.
Meski demikian, kabupaten ini berstatus "merah". Itu karena seringnya terjadi gangguan keamanan dari kelompok bersenjata di Papua.
Menurut Aidi, Nduga, Kabupaten yang baru diresmikan pada 2008 itu, tidak bisa disamakan dengan kota-kota pada umumnya di Pulau Jawa. Menurut dia, Nduga masih belum menjadi sebuah kota karena kawasan tersebut benar-benar baru dibangun menjadi kota.
Sarana infrastruktur jalan dan jembatan serta fasilitas lainnya sama sekali belum memadai. Gedung-gedung pemerintahannya yang tengah dibangun terlihat masih belum siap ditempati.
Walau berstatus rawan, kabupaten ini sudah pernah dikunjungi Presiden Jokowi. Jokowi saat itu berkunjung untuk meninjau pembangunan jalan dan infrastruktur yang menghubungkan Nduga dengan Kabupaten Wamena.
Menurut Aidi, jarak lokasi yang diduga menjadi tempat pembunuhan tidak terlalu jauh dari pusat kota, yaitu Kenyam, wilayah yang pernah dikunjungi Jokowi. Namun demikian, Aidi memastikan dampak adanya kasus pembunuhan 31 pekerja di Distrik Yigi tidak sampai ke pusat Kota Kenyam.
"Kalau jarang dari Distrik Yigi hanya satu jam melalui jalur udara. Kalau untuk darat belum bisa, karena belum ada akses jalan. Tidak, Kenyam tetap aman. Kita minta masyarakat untuk tenang,” kata dia.
Pastikan 31 Orang Terbunuh
Polda Papua memastikan adanya aksi pembunuhan sejumlah pekerja proyek Istaka Karya yang tengah membangun jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Papua AKBP Suryadi Diaz mengatakan, total ada 31 pekerja yang dibunuh oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) itu.
"31 orang meninggal dunia," ujar Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Papua AKBP Suryadi Diaz kepada JawaPos.com, Senin (3/12/2018).
Diaz mengatakan, 31 pekerja itu tewas dalam waktu yang berbeda. Sebanyak 24 orang dibunuh pada 1 Desember 2018, sedangkan 7 orang lainnya dibunuh pada hari berikutnya.
"Didapati, 31 orang ditemukan tewas. Sebanyak 24 orang dibunuh hari pertama, 8 orang yang sempat menyelamatkan diri di rumah anggota DPRD dijemput dan dibunuh, 7 orang meninggal dunia, dan 1 orang belum ditemukan atau melarikan diri," kata Diaz.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo mengakui lokasi pembantaian puluhan pekerja pembangunan jembatan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, sebagai zona merah.
"Ini kejadiannya di kabupaten Nduga, di kabupaten yang dulu memang warnanya merah. Saya pernah ke sana," ujar Jokowi usai membuka acara Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (4/12/2018).
Jokowi pun langsung memerintahkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk mengecek peristiwa tersebut.
"Karena ini masih simpang siur. Di Nduga itu sinyal enggak ada. Jadi ini masih dikonfirmasi dulu ke sana apakah betul kejadiannya seperti itu," tuturnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement