Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung melemah di awal sesi perdagangan. Hal itu dipengaruhi sentimen global. Akan tetapi, nilai tukar rupiah masih berada di kisaran 14.290 per dolar AS.
Berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah melemah 41 poin dari posisi 14.252 per dolar AS pada Senin 3 Desember 2018 menjadi 14.293 per dolar AS pada Selasa 4 Desember 2018.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 78 poin atau 0,54 persen dari penutupan perdagangan Senin kemarin 14.244 per dolar AS menjadi 14.322 per dolar AS pada Selasa 4 Desember 2018. Akan tetapi, rupiah menguat pada perdagangan Selasa siang di posisi 14.279 per dolar AS.
Baca Juga
Advertisement
Sepanjang Selasa pekan ini, rupiah bergerak di posisi 14.279-14.322 per dolar AS. Dengan penguatan rupiah terhadap dolar AS membuat rupiah melemah 5,34 persen sepanjang tahun berjalan 2018.
Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede menuturkan, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS pada awal perdagangan didorong sentimen global terutama dari perkembangan Brexit.
Ia menuturkan, ada poin-poin yang disepakati Uni Eropa dan pemerintahan Inggris. Akan tetapi, pelaku pasar ragu mengenai kesepakatan itu juga disetujui parlemen Inggris. Sentimen itu membuat pound sterling melemah dan berdampak tidak langsung terhadap mata uang lainnya.
Josua optimistis, rupiah dapat kembali menguat. Hal ini seiring pelaku pasar merespons positif dari gencatan senjata perang dagang Amerika Serikat dan China selama 90 hari. Indeks dolar AS pun bergerak di posisi 96,69.
"Pelaku pasar merespons pertemuan Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. Pelaku pasar mulai kurangi posisi di dolar AS," tutur Josua saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, inflasi November 0,27 persen meski di atas harapan tetapi masih sesuai target inflasi 2018. Inflasi ditargetkan 3 plus minus satu persen.”Akhir tahun inflasi masih berada di kisaran 3 persen,” kata dia.
Lebih lanjut ia menuturkan, tren harga minyak dunia menguat usai Arab Saudi dan Rusia melakukan pertemuan untuk kurangi produksi juga dorong penguatan harga minyak.”Sentimen ini berdampak terhadap negara pengimpor minyak,” kata dia.
Josua perkirakan, rupiah bergerak di posisi 14.250-14.350 per dolar AS pada Selasa pekan ini.
Terus Menguat, Rupiah Bergerak di Kisaran 14.200 per Dolar AS
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali bergerak menguat di awal pekan ini. Hari ini rupiah akan bergerak di kisaran 14.313 hingga 14.288 per dolar AS.
Mengutip Bloomberg, Senin 3 Desember 2018, rupiah dibuka di angka 14.270 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.301 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.237 per dolar AS hingga 14.270 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mengalami pelemahan 5,11 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.252 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.339 per dolar AS.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, pergerakan rupiah mencoba untuk bergeming dengan adanya pertemuan antara Presiden Xi dan Presiden Trump.
"Di sisi lain, masih adanya sejumlah sentimen positif, baik dari Bank Indonesia (BI) maupun langkah pemerintah untuk memanfaatkan perang dagang tersebut sebagai peluang meningkatkan investasi di dalam negeri, diharapkan dapat menjadi sentimen positif untuk membuat laju rupiah melanjutkan kenaikannya," ujar Reza.
Ia memperkirakan, hari ini rupiah akan bergerak di kisaran 14.313 hingga 14.288 per dolar AS
Pergerakan rupiah di akhir pekan lalu, yang sekaligus menjadi penutup bulan November, cenderung kembali melanjutkan kenaikannya.
Laju rupiah memanfaatkan pelemahan dolar AS setelah terimbas sikap pelaku pasar yang menahan diri jelang pertemuan Presiden Xi dan Presiden Trump di sela pertemuan G-20 Summit yang akan membahas kesepakatan dagang.
Di sisi lain, pergerakan rupiah mendapat sentimen positif dari rencana pemerintah yang akan memberikan keleluasaan bagi industri yang tidak tercantum dalam aturan tax holiday untuk turut menikmati fasilitas libur pajak tersebut melalui mekanisme yang berbeda.
Selain itu, sentimen positif lainnya yaitu adanya penilaian BI yang mencatat adanya aliran modal asing asing yang masuk ke pasar surat berharga negara, serta kian maraknya transaksi pasar uang dengan menggunakan DNDF (Domestic Non Deliverable Forward).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement