Menhan Ryamizard Ultimatum Teroris Penembak 31 Pekerja Trans Papua

Menurut Ryamizard, tidak tepat bila kelompok bersenjata itu disebut sebagai kelompok kriminal.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Des 2018, 12:02 WIB
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu saat megikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/10). Raker tersebut membahas anggaran pertahanan untuk Tahun Anggaran 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertahanan Ryamirzad Ryacudu mengultimatum kelompok teroris yang menembak puluhan pekerja Trans Papua di Nduga, Wamena, Papua. Menhan meminta gerombolan bersenjata itu menyerah.

"Bagi saya tidak ada negosiasi. Menyerah atau diselesaikan. Itu saja," ujar Ryamirzad di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/12).

Menurut Ryamizard, tidak tepat bila kelompok bersenjata itu disebut sebagai kelompok kriminal.

"Mereka itu bukan kelompok kriminal tapi pemberontak. Kenapa saya bilang pemberontak? Ya kan mau memisahkan diri, Papua dari Indonesia. Itu kan memberontak, bukan kriminal lagi," kata Ryamizard.

"Ingin memisahkan Papua dari Indonesia itu apa? Ingat, ingin memisahkan diri. Tugas pokok Kemenhan, tugas pokok TNI, satu, menjaga kedaulatan negara. Kedua, menjaga keutuhan negara. Tiga, menjaga keselamatan bangsa," ungkapnya.

Sebanyak 31 pekerja proyek Istaka Karya yang tengah membangun jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua dibunuh oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB). Informasi awal menyebut, mereka dibantai lantaran memfoto kegiatan upacara HUT KKB yang diselenggarakan tidak jauh dari lokasi proyek.

"Ya itu baru sebatas informasi yang kita dapat dari masyarakat," tutur Wakapendam XVII/ Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (4/12/2018).

 

Reporter: Sania Mashabi

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya