Menteri PUPR: Tak Ada Penolakan Warga Atas Pembangunan Trans Papua

Warga Papua turut dilibatkan dalam pembangunan proyek jalan Trans Papua.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 04 Des 2018, 13:10 WIB
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) M Basuki Hadimuljono menjawab pertanyaan wartawan usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi tersangka Bupati Halmahera Timur nonaktif Rudy Erawan di KPK, Jakarta, Senin (14/5). (Merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono angkat suara terkait pembunuhan 31 pekerja PT Istaka Karya pada proyek Jembatan Kali Yigi-Kali Aurak di Kabupaten Nduga, Papua. Pembangunan kedua jembatan itu juga merupakan bagian dari proyek Trans Papua.

Dia mengatakan, pembangunan Jalan Trans Papua justru amat ditunggu warga setempat demi memperlancar distribusi logistik ke wilayah Pegunungan Tengah yang selama ini kerap disalurkan lewat jalur udara.

"Sebetulnya, ini sangat ditunggu tunggu warga. Di sepanjang Trans Papua, warga tidak ada yang menolak. Semua warganya sangat menerima," ujar dia saat menggelar sesi konferensi pers di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (4/12/2018).

Adapun insiden pembunuhan 31 pekerja ini terjadi di Segmen V proyek Jalan Trans Papua ruas Wamena-Habema-Kenyam-Mamugu sepanjang 278 km. Di ruas tersebut, pemerintah turut menggandeng dua badan usaha yakni PT Istaka Karya (Persero) dan PT Brantas Abipraya (Persero) dalam membangun sebanyak 35 jembatan.

Basuki turut berbicara seputar kendala yang kerap ditemui dalam proyek pembangunan jalan di daerah pelosok. Menurutnya, pembangunan infrastruktur tidak semata-mata hanya bergantung pada ketersediaan dana.

"Ada uang, tanah enggak terbebas, itu belum bisa jalan. Dana ada, tanah sudah terbebas, tapi kalau proyek itu ada di daerah ketinggian dengan udara tipis, itu akan memakan waktu. Lalu juga kendala-kendala seperti di Papua kemarin," sambungnya.

"Tapi ini tidak menyurutkan semangat. Kita akan jalan terus. Untuk permasalahan ini (pembunuhan 31 pegawai Istaka Karya), akan tindakan lebih lanjut dari aparat keamanan. Tapi pembangunan lanjut terus," dia menegaskan.

Basuki juga menyebutkan, warga Papua turut dilibatkan dalam pembangunan proyek Jalan Trans Papua. "Ini warga Papua semua dilibatkan. Kepala Balai dan lain-lain itu orang Papua semua. Orang perumahan juga orang Papua," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Istaka Karya Kirimkan Tim ke Lokasi Pembunuhan 31 Pekerja Trans Papua

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) melukai 5 anggota TNI yang mengawal tim survei Papua Terang di Distrik Wagemuka, Paniai, Papua....

Tragedi penembakan kembali terjadi di Papua, tepatnya di Kali Yigi-Kali Aurak, di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga. Setidaknya 31 orang menjadi korban dalam peristiwa yang terjadi pada Minggu 2 Desember 2018.

Sebanyak 31 orang tersebut merupakan pegawai dari salah satu BUMN, PT Istaka Karya (Persero) yang tengah mengerjakan proyek jembatan Hebema-Mugi.

Atas peristiwa itu, Istaka Karya menyampaikan rasa duka kepada keluarga korban penembakan dan sampai saat ini masih terus mengumpulkan informasi.

"Mohon doanya dari semua atas musibah yang menimpa para pekerja Istaka. Perihal kejadian tersebut kita akan memastikan kejadian peristiwa, adanya korban dan jumlahnya dengan mengambil langkah-langkah koordinasi kepada pihak keamanan terkait karena komunikasi via satelit dengan pekerja proyek terputus sejak hari Minggu," kata Corporate Secretary Istaka Karya Yudi Kristanto kepada Liputan6.com, Selasa (4/12/2018).

Yudi menambahkan, saat ini, perseroan juga sudah memberangkatkan tim gabungan aparat kemanan dan pegawai berwenang Istaka Karya menuju ke lokasi kejadian.

"Direktur Operasi dan Kepala Divisi Operasi langsung menuju ke Wamena hari Senin 3 Desember guna memimpin langkah-langkah koordinasi dan tindak lanjutnya," tambah dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya