Bantu Rehabilitasi Pasca Gempa-Tsunami Sulteng, Korea Selatan Hibahkan Rp 142 M

Pemerintah Korea Selatan menyampaikan hibah Rp 142 miliar untuk membantu rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa-tsunami di Sulawesi Tengah.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 04 Des 2018, 13:36 WIB
Pemerintah Korea Selatan menyampaikan hibah US$ 10 juta atau setara dengan Rp 142 miliar untuk membantu rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa-tsunami di Sulawesi Tengah (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro melangsungkan pertemuan dengan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Kim Chang-beom pada Selasa 4 Desember 2018 pagi.

Dalam pertemuan tersebut Dubes Korsel mewakili pemerintah Korea Selatan menyampaikan hibah US$ 10 juta (setara dengan Rp 142 miliar) untuk membantu rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa-tsunami di Sulawesi Tengah.

"Kami sangat mengapresiasi hibah pemerintah Korea Selatan yang nantinya akan digunakan sebaik-baiknya untuk rehabilitasi pasca gempa, tsunami, banjir dan likuifikasi tanah yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah," ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.

Bagi Dubes Kim Chang-beom, Indonesia adalah sahabat terdekat Korea Selatan. Pihaknya akan selalu membatu apabila ada teman yang mengalami kesulitan.

"Saya baru saja bertemu dengan Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro untuk menyampaikan dana hibah dari pemerintah Korea Selatan sebesar US$ 10 juta. Dana ini dimaksudkan untuk membantu rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa-tsunami yang melanda Palu, Donggala, Sigi dan sekitarnya di Silawesi Tengah," ujar Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang-beom.

"Dari total dana tersebut telah kami berikan US$ 2,5 juta pada tanggal 11 Oktober 2018, dalam bentuk sumbangan 160 set tenda dan pengiriman dua pesawat pengangkut militer (C-130 Hercules)," tambahnya.

Sementara itu, sisa dana US$ 7,5 juta akan dialokasikan dalam waktu dekat. Dalam pernyataannya, Dubes Chang-beom menyebut US$ 2,5 akan diperuntukkan bagi proyek-proyek tambahan untuk pemulihan bencana yang bertujuan untuk merelokasi penduduk.

Sisa US$ 5 juta-nya untuk proyek rekonstruksi jangka panjang. Saat ditanya spesifik dan fokus utama dalam rekonstruksinya, Dubes Chang-beom menyebut masih membahas master plannya dengan pihak Bappenas.

"Untuk saat ini kami masih berfokus pada proses rehabilitasi penduduknya. Setelah itu kami baru akan berpokus pada proses rekonstruksi dan itu masih disusun masterplan-nya oleh Bappenas," kata Dubes Kim Chang-beom.

"Kami berharap tahun depan semua telah terlaksana," tegas Dubes Chang-beom.

Senada dengan Dubes Korsel, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Wismana Adi Suryabrata menegaskan bahwa rencana induk masih disusun.

"Rencana induk masih kami susun. Pihak Korea Selatan juga akan terlibat dan berdiskusi dengan kami dalam proses perencanaan tesebut," ujar Wismana Adi Suryabrata.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 


Hunian Sementara bagi Warga Palu dan Donggala

Pandangan udara memperlihatkan sejumlah bangunan rusak usai dilanda gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). Gempa berkekuatan 7,4 Magnitudo disusul tsunami melanda Palu dan Donggala pada 28 September 2018. (JEWEL SAMAD/AFP)

Sementara itu, hunian sementara (Huntara) dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bagi korban gempa Palu dan Donggala menggunakan sistem klaster.

Demi memenuhi kebutuhan air bersih di setiap unit huntara yang dibangun, Kementerian PUPR juga melakukan pengeboran sumur air tanah dengan perkiraan kebutuhan total air sebesar 45 liter per detik.

Kebutuhan tersebut dibagi untuk Palu sebesar 18 liter per detik, Donggala 8,51 liter per detik, dan Sigi 18,5 liter per detik.

Dari total 42 titik rencana pengeboran sumur, 8 titik sudah diuji geolistrik. Kementerian PUPR juga tengah melakukan perbaikan kerusakan jaringan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di 12 lokasi yang tersebar di Palu, Donggala dan Sigi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya