Liputan6.com, Bangkok - Akhir pekan kemarin, jurnalis Kanal Bola Liputan6.com, Adyaksa Vidi Wirawan, bersama Yusuf Satria dari Bola.com, mendapat kesempatan menyambangi Thailand. Vidi berbagi pengalamannya saat meliput event Asia Road Racing Championshiop 2018 seri terakhir di Negeri Gajah Putih.
Berkunjung ke Thailand merupakan pertama kali baginya selama menjadi jurnalis. Sebelumnya ia cukup beruntung bisa menjelajahi ibu kota negara Asia Tenggara lainnya seperti Singapura, Manila, hingga ibu kota Vietnam, Hanoi.
Baca Juga
Advertisement
Sama seperti bayangan sebelumnya, Bangkok memang merupakan kota yang sibuk. Hal ini langsung tecermin saat pesawat yang saya tumpangi mendarat di Bandara Suvarnabhumi.
Ya, antrean di Imigrasi mengular panjang meski banyak loket yang dibuka. Dari wajahnya pun terlihat bahwa kebanyakan dari mereka merupakan wisatawan mancanegara.
Maklum dari catatan Mastercard, Bangkok menjadi salah satu kota tujuan wisata favorit di dunia. Bahkan, jumlah turis mencapai 40 juta orang per tahunnya.
Meski antrean panjang, proses Imigrasi berjalan cepat. Saat keluar bandara pun kemudahan bisa dirasakan untuk urusan transportasi.
Seluruh mobil penjemput dipusatkan di lantai 1. Sementara jika ingin menaiki transportasi umum seperti bus, taksi, atau kereta bandara, maka kita harus turun ke lantai bawah.
Jalanan kota Bangkok sendiri sama seperti Jakarta, penuh kemacetan terutama di saat jam pergi dan pulang kantor. Sepanjang jalan kota ini juga dihiasi gedung pencakar langit yang sudah jadi maupun sedang dalam pembangunan.
Tujuan Kanal Bola Liputan6.com meliput sendiri sebenarnya bukan Kota Bangkok, melainkan Chang Sirkuit yang ada di Kota Buriram, sekitar 500 km dari Bangkok. Itu sebabnya waktu yang singkat di Thailand tak boleh disia-siakan.
Destinasi Pertama
Destinasi pertama kami di Bangkok adalah Asiatique, salah satu favorit wisatawan di kota ini. Asiatique sendiri seperti sebuah pasar dengan konsep yang lebih modern.
Di tempat ini ada restoran, pujasera, serta pasar yang menjajakan aneka suvenir. Konsepnya sederhana, tapi mampu membuat wisatawan senang dengan tempat ini karena kelengkapannya.
Satu hal yang menjadi alasan orang berkunjung ke sini adalah wisata sungainya. Dari Asiatique kita bisa naik kapal dan menikmati perjalanan selama dua jam sambil menyantap menu makan malam yang disediakan prasmanan.
Saat menyusuri Sungai Chao River, baru terlihat bagaimana Thailand, khususnya Bangkok, serius mengembangkan wisatanya. Sepanjang sungai tidak ada sampah yang terlihat mengambang.
Di pinggir sungai dibangun mal dan restoran yang dilengkapi dengan lampu-lampu memanjakan mata. Selain itu, sungai ini juga melewati beberapa obyek wisata, seperti candi dan istana kerajaan yang bisa kita sambangi hingga malam hari.
Advertisement
Mengintip Buriram
Lain Bangkok, lain pula Buriram. Kota ini mengingatkan kami dengan Kota Yogyakarta, tapi dengan versi yang lebih sepi.
Bahkan, bandara Buriram tergolong kecil untuk kota yang menjadi tuan rumah event dunia, seperti balap superbike dan MotoGP.
Tercatat hanya delapan penerbangan yang ada setiap harinya di Bandara Buriram. Penjagaan pun terbilang tak begitu ketat.
Perjalanan menuju Chang Sirkuit dari bandara memakan waktu satu jam. Jalanan di kota ini lebar dengan aspal mulus serta masih ada sawah di kanan kiri jalan.
Namun, pemandangan berbeda langsung terasa memasuki arena sirkuit yang juga menjadi satu dengan stadion sepak bola milik Buriram United.
Seluruh fasilitas di sini terbilang komplet, mulai dari makanan, penginapan, hingga pusat oleh-oleh. Hanya sebagai negara yang bermayoritas agama Buddha, menjadi sulit bagi saya untuk mencari tempat beribadah.
Hal ini saya alami bersama dengan rombongan media yang lain. Usaha kami untuk mencari masjid lewat bantuan Google pun kandas.
Tak Kapok
Pasalnya, tempat yang kami datangi justru sebuah rumah tak berpenghuni. Untuk urusan perut, citarasa Thailand bisa dibilang mirip. Hanya kita harus bertanya apakah makanan tersebut halal atau tidak.
Namun melihat Thailand, kami pikir Indonesia juga tak perlu minder. Bahkan, wisata kita sebenarnya bisa melebihi mereka jika pemerintah serius membuat sarana yang ada.
Yang jelas kunjungan ke Thailand memberikan kami pengalaman baru yang tak terlupakan. Dan kami pikir tak ada salahnya mengunjungi lagi negara ini suatu saat nanti.
Advertisement