Area Persawahan Berpotensi Terus Berkurang

Ke depan, Kementerian ATR/BPN tengah fokus menggarap rancangan peraturan presiden guna mempersulit alih fungsi lahan.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Des 2018, 09:45 WIB
Petani memanen padi varietas Ciherang di areal persawahan Desa Ciwaru, Sukabumi. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Tiap tahun area persawahan diprediksikan terus berkurang. Bahkan, diperkirakan tahun depan lahan sawah di Indonesia bisa berkurang lagi sampai 1,4 juta hektare.

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menilai untuk mencegah pengurangan lahan tidak bisa hanya dilawan dengan program cetak sawah semata. 

"Ini saja yang dari hasil terbaru 2018 itu kan 7,1 juta hektare ya dari citra satelit. Tapi ke depannya diprediksi bisa berkurang lagi sampai 20 persen," ungkap Kasubdit Pemantauan dan Evaluasi Tanah Pertanian Kementerian ATR/BPN, Vevin S Ardiwijaya, seperti mengutip Antara, Rabu (5/12/2018).

Pengurangan yang cukup signifikan tersebut dikarenakan dari hasil verifikasi langsung di lapangan yang menemukan jika banyak lahan sawah yang ternyata sudah memiliki izin alih fungsi. Ada yang berubah menjadi mal, ada yang menjadi bangunan lain.

"Idealnya memang tiap tahun dicek terus. Alih fungsi ini kan kencang sekali untuk lahan pertanian," tutur dia.

Ke depan, Kementerian ATR/BPN tengah fokus menggarap rancangan peraturan presiden guna mempersulit alih fungsi lahan.

Pertama, untuk bisa efektif berproduksi, cetak sawah memerlukan waktu yang sangat lama. Di mana lahan sawah baru tersebut diperkirakan baru bisa berfungsi dalam jangka waktu 5-10 tahun ke depan.

"Jadi, tidak bisa buka sawah terus langsung bisa produksi 2 3 kali setahun. Waktunya lama itu untuk lahan baru bisa sampai 5 10 tahun," imbuh dia.

Sementara itu, Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan BPS, Hermanto bin Ashari Prawito menyebutkan, berkurangnya luas baku lahan pertanian sejatinya telah terkonfirmasi dari data yang sudah dirilis pemerintah.

Data yang didapat juga menggunakan citra satelit, menyimpulkan berkurangnya areal persawahan. Diharapkan, tidak ada pihak yang menggunakan data, diluar data nasional tersebut.

"Iya, bisa dilihat. Artinya pertahun ada sekitar 120 hektar (lahan pertanian yang hilang). Itu bisa dilihat dari data nasional," ujar Hermanto.


Jaga Produksi Beras, Menteri Pertanian Siap Sulap Rawa Jadi Sawah

Petani merontokan gabah padi di areal persawahan Desa Ciwaru, Sukabumi. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Berdasarkan pemotretan terakhir luas lahan baku sawah Indonesia turun menjadi 7,1 juta hektare saat ini, dari 7,75 juta hektare pada 2013.

"Ya tentu saja ada (pengaruhnya) kalau ditanya. Tapi secara keseluruhan tentu lebih dari itu (penyebab peningkatan penggangguran desa)," ujar Menko Darmin di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Selasa (6/11/2018).

Darmin melanjutkan, pemerintah terus mengoptimalkan pengalokasian dana desa untuk mengurangi pengangguran. Dana ini diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja melalui pembangunan infrastruktur di desa. 

"Sebetulnya adanya dana desa itu memang memperbaiki banyak hal dan memberikan pekerjaan," ujar dia

Meski demikian, Mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut mengakui, manfaat dana desa tidak bisa dirasakan secara instan.

"Walaupun karena bekerjanya melalui infrastruktur dampaknya itu tidak instan. Dampaknya itu perlu waktu ya tergantung juga nanti infrastruktur apalagi yang dikembangkan ya," kata dia.

 

Reporter: Anggun P.Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya