Kapolri Sebut Korban Pembunuhan di Papua 19 Pekerja dan 1 TNI

Pekerja proyek di Nduga, Papua diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB) pada Sabtu, 1 Desember 2018.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Des 2018, 14:21 WIB
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengikuti raker dengan Komisi III DPR di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/6). Rapat membahas Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA K/L). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyebut korban pembunuhan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, sebanyak 20 orang. Sebanyak 19 orang di antaranya adalah pekerja pembangunan jembatan.

"Informasi sementara adalah 20. 19 Pekerja, dan 1 anggota TNI yang gugur," jelas Tito saat memberikan keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/12/2018).

Mantan Kapolda Papua ini menjelaskan, pekerja proyek di Nduga, Papua diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB) pada Sabtu, 1 Desember 2018. Kelompok tersebut di bawah kepemimpinan, Egianus Kogoya.

Sehari kemudian, KKB menyerang pos TNI di Distrik Mbua, Papua. Pos tersebut dibangun TNI untuk menjaga pekerja proyek infrastruktur di kawasan Nduga.

"Itu (pos TNI) juga diserang. Kekuatan 21 orang diserang. Setelah itu terjadi perlawanan dan mereka (TNI) mundur, tapi sempat satu orang gugur. Kita belum tahu di pihak mereka (KKB) mungkin juga sudah ada korban juga tapi saat ini pengejaran dilakukan," paparnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Buru Kelompok Teror

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) telah mengembalikan senjata api milik yang dirampas dari anggota TNI yang sedang mengawal tim s...

Saat ini, tim gabungan Polri dan TNI sedang memburu KKB. Tim gabungan tersebut dipimpin langsung Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring dan Kapolda Papua Irjen Pol. Martuani Sormin Siregar.

"Kekuatan mereka (KKB) tidak banyak, lebih kurang 30-50 orang dengan 20 pucuk (senjata). Dengan kekuatan yang kita kirim jauh lebih besar karena yakin kita sebentar lagi bisa kita kendalikan," kata Tito.

Kendati demikian, Tito menyadari medan di Nduga, Papua cukup sulit sehingga proses pengejaran terhadap KKB sedikit terhambat. Namun, tim gabungan TNI dan Polri tidak pernah surut untuk memburu KKB.

"Persoalan medan yang berat, hutan dan lain-lain, luas sehingga mereka mungkin akan lari ke sekitar tempat-tempat lain. Ini sudah koordinasi untuk meningkatkan keamanan," jelas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya