Standar Tinggi Manchester City

Manchester City menunjukkan kedigdayaan di Liga Inggris.

oleh Windi Wicaksono diperbarui 05 Des 2018, 17:15 WIB
Para pemain Manchester City merayakan gol. (AFP/Lindsey Parnaby)

Liputan6.com, Manchester - Manchester City masih belum terkalahkan sejauh ini di Liga Inggris. Pasukan Pep Guardiola kian menunjukkan kedigdayaan di kompetisi tertinggi Negeri Ratu Elizabeth tersebut.

Teranyar, The Citizens mengalahkan tuan rumah Watford dini hari tadi WIB. Kemenangan itu membuat Manchester City kokoh di puncak klasemen dengan 41 poin dari 15 pertandingan.

Dari 15 laga tersebut, Manchester City memasukkan 45 gol dan baru kebobolan tujuh gol. Mereka jadi tim paling subur dari 19 klub lainnya di kompetisi kasta tertinggi Inggris musim ini.

Secara statistik, rata-rata Manchester City sanggup mencetak tiga gol dalam satu laga. Sementara rata-rata kebobolannya setiap pertandingan hanya 0,47.

Catatan ini menunjukkan betapa tajamnya Sergio Aguero dan kawan-kawan. Manchester City punya pemain-pemain dengan naluri tinggi mencetak gol.

Selain Aguero dengan delapan gol, Manchester City memiliki Raheem Sterling (8 gol), Leroy Sane (6 gol), David Silva (5 gol). Riyad Mahrez (5 gol), hingga Bernardo Silva (4 gol).

Dominasi tim sekota Manchester United ini tidak berbantahkan. Manchester City bertekad mempertahankan gelar juara Liga Inggris, yang mereka rebut musim lalu. Tak salah bila ada yang menyebut kini Kota Manchester berubah warna menjadi biru, bukan lagi merah (warna yang identik dengan Manchester United). 

Kehadiran Guardiola sejak musim panas 2016 membawa dimensi berbeda dalam permainan Manchester City. Level The Citizens menanjak dan sekarang mereka salah satu favorit untuk juara Liga Champions.


Pelajaran

Manajer Manchester City, Pep Guardiola. (AFP/Daniel Roland)

Guardiola meletakkan standar tinggi untuk anak-anak asuhannya. Bahkan, pelatih asal Spanyol ini meminta para pemain Manchester City belajar dari kemenangan tipis atas Watford.

"Itulah pelajaran kami. Anda tak pernah boleh lupa bahwa anda harus bermain sampai detik akhir ketika wasit memutuskan untuk pulang ke rumah," ujar Guardiola, usai kemenangan 2-1 atas Watford.

Pelatih berusia 47 tahun ini juga menolak Manchester City dibandingkan dengan Barcelona atau Bayern Munchen, tim yang pernah dia latih sebelumnya. Dia hanya merasa telah menjadi pribadi yang lebih baik dalam hal profesi sebagai pelatih dan pengetahuan taktik sepakbola.

Saya tidak sedang berada di sini untuk mengatakan apakah kami lebih baik baik dari Bayern atau Barcelona. Itu tidak masuk akal," ujar Guardiola pada Four Four Two.

"Ini adalah kenyataan yang berbeda dari bagaimana orang lain menyerang kami. Saya senang berada di Barcelona, begitu juga saya senang di Bayern. Tidak, Anda tidak bisa menggambarkan apa yang saya nikmati di sini," papar Guardiola.


Level Tinggi

Guardiola mengaku tidak ingin menilai berada pada level mana dirinya kini berada. Guardiola mengaku hanya akan menilai kariernya setelah dia memutuskan untuk pensiun sebagai pelatih.

"Saya akan menilai karir saya setelah pensiun, betapa bahagianya saya berada di setiap tim yang saya latih. Setelah itu, cara bermain kami juga disukai banyak orang. Tidak ada penyesalan," jelasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya