Liputan6.com, Aceh - Sebuah perahu pembawa 20 orang yang diyakini sebagai kelompok etnis Rohingya mendarat di pantai timur Aceh pada Selasa 4 Desember 2018.
BPBA Aceh Timur mengatakan orang-orang yang mereka gambarkan sebagai pengungsi Rohingya mendarat di kota Kuala Idi, di mana mereka telah diberikan makanan dan air saat tiba di daratan, demikian seperti dilansir The Star Malaysia (5/12/2018).
Baca Juga
Advertisement
Petugas Keimigrasian RI mengatakan bahwa mereka tengah dalam perjalanan ke lokasi untuk memeriksa kelompok itu.
"Perahu mereka masih berfungsi dan mereka memiliki bahan bakar, jadi kami tidak tahu mengapa mereka memasuki daerah kami," kata Razali, warga lokal di Kuala Idi, pantai timur Aceh di mana perahu mendarat.
Para pria kebanyakan berusia 20-an, katanya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Aceh Timur melalui pihak terkait langsung menggelar rapat untuk melakukan penindakan lebih lanjut.
Kepala seksi intelijen dan penindakan keimigrasian Aceh Timur, Fachrian, yang dikonfirmasi Liputan6.com mengatakan, pertemuan tersebut masih dalam rangka koordinasi.
"Saat ini kami sudah melakukan pendataan terhadap ke 20 orang tersebut. Yang paling muda 13 tahun yang paling tua 50 tahun. Lokasi saat ini di Kuala Idi," ujar Fachrian.
Dirinya enggan menjawab saat ditanya apakah pertemuan tersebut untuk menindaklanjuti soal penampungan para pengungsi Rohingya tersebut.
"Masih dilakukan koordinasi. Mohon izin saat ini masih koordinasi," kata Fachrian singkat.
Berdasarkan data yang dirilis BPBA, nama-nama para pengungsi Rohingya tersebut antara lain Hafiz M Ismail (20), M Takhe (18), M Amin (14), Nur Islam (19), Suimamba (50), Abdul Karim (14), M Hayas (15), M Salim (27), dan M Salim (17).
Selanjutnya, Amir Ali (28), Solomullah (24), M Nur Syumi (18), Abdul Khialis (16), Harusyik (16), Abdul Rohim (14), M Idris (18), Rusyi Tamot (28), Abdul Risyik (19), Syakara Homma (23), dan M Zubir (14).
Belum jelas apakah kapal itu berasal dari Myanmar atau Bangladesh. Ribuan Rohingya mendarat di Indonesia dan Malaysia pada tahun 2015 setelah mereka terdampar di Laut Andaman pasca tragedi penindasan yang dilakukan oleh para penyelundup manusia terhadap kelompok etnis minoritas itu.
Ini adalah yang terbaru dalam serangkaian pelayaran kapal dari Myanmar dan Bangladesh, yang mana Rohingya berusaha melarikan diri ke semenanjung Malaya dalam beberapa pekan terakhir.
Peristiwa itu menimbulkan kekhawatiran akan gelombang baru pelayaran berbahaya seperti tahun 2015 di mana para pengngsi Rohingya, mendarat di pantai-pantai semenanjung Malaya, seperti Malaysia dan Indonesia.
Simak video pilihan berikut: