Tolak Penambangan, Warga Jember Sandera 3 WNA dan 4 Staf Kementerian ESDM

Evakuasi berjalan dramatis karena warga telah mengepung warga asing dan pegawai ESDM yang hendak melakukan survei penambangan emas blok Silo.

oleh Mevi Linawati diperbarui 06 Des 2018, 08:31 WIB

Fokus, Jember - Tiga warga negara Tiongkok dan empat staf Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) disandera ratusan warga Silo, Jember, Jawa Timur, saat akan melakukan survei penambangan emas.

Seperti ditayangkan Fokus Indosiar, Kamis (6/12/2018), aparat kepolisian akhirnya mengevakuasi tiga warga Tiongkok dan empat staf Kementerian ESDM Provinsi Jawa Timur yang disadera ratusan warga Desa Pace, Kecamatan Silo, Jember.

Evakuasi berjalan dramatis karena warga telah mengepung warga asing dan pegawai ESDM yang hendak melakukan survei penambangan emas blok Silo. Warga juga menahan tiga unit mobil yang ditumpangi tujuh orang tersebut dan memblokade jalan desa.

Upaya evakuasi berhasil dilakukan setelah petugas bernegosiasi dengan warga dan meminta untuk tidak bertindak anarkis. Ketujuh orang tersebut kemudian dibawa ke mapolres dengan pengawalan ketat.

"Kami sudah sampaikan dan alhamdulillah masyarakat sudah tenang dan di situ kami bisa mengevakuasi," kata Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo.

Aksi penyaderaan ini terjadi karena warga setempat menolak adanya aktivitas penambangan emas. Warga beralasan, aktivitas penambangan tidak membawa keuntungan bagi masyarakat setempat dan justru merusak lingkungan.

Sejak dinas ESDM Jawa Timur memberikan izin penambangan, warga langsung menyatakan menolak aktivitas penambangan. Mereka mendirikan posko dan melakukan ronda bersama.

"Masyarakat sudah tidak bisa dibodohi dan sadarm, bahwa pertambangan ini tidak akan memberikan manfaat. Masyarakat sudah sejahtera dengan bertani dan berkebun," ujar tokoh masyarakat Taufik.

Tiga WNA dan empat staf Kementerian ESDM Jawa Timur kemudian menjalani pemeriksaan. Sementara, tidak ada satupun warga yang diamankan dalam aksi tersebut. (Muhammad Gustirha Yunas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya