Bangladesh Kecam Tuduhan Menteri Myanmar Soal Cuci Otak Etnis Rohingya

Pemerintah Bangladesh murka disebut mencuci otak etnis Rohingya oleh menteri agama Myanmar.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 06 Des 2018, 16:04 WIB
Pengungsi Rohingya memperbaiki rumahnya di Kamp Pengungsi Kutupalong, Bangladesh, 28 April 2018. Apabila hujan tiba, ada ancaman serius kamp pengungsi yang dibangun secara tidak teratur itu mengalami kebanjiran dan longsoran lumpur. (AP Photo / A.M. Ahad)

Liputan6.com, Dhaka - Pemerintah Bangladesh dilaporkan memanggil duta besar Myanmar pada Rabu 5 Desember, untuk mengecam keras "komentar tidak bertanggung jawab" yang dibuat oleh Menteri Agama mitra negaranya itu tentang muslim Rohingya.

Muslim Rohingya yang hidup sebagai pengungsi di Bangladesh, disebut tengah "dicuci otak" untuk menginvansi Myanmar yang mayoritas penduduknya beragama Budha.

Dikutip dari Channel News Asia pada Kamis (6/12/2018), tudingan di atas dilontarkan oleh menteri agama Myanmar Thura Aung Ko, dalam sebuah video yang dirilis oleh situs berita NewsWatch.

"Kami sangat menentang komentar provokatif menteri mereka. Itu juga melukai sentimen muslim," kata seorang pejabat senior di kementerian luar negeri Bangladesh.

"Kami tidak memiliki toleransi terhadap militansi. Kami tidak pernah mendorong radikalisme," tambahnya tegas.

Lebih dari 730.000 warga etnis Rohingya melarikan diri dari negara bagian Rakhine di Myanmar setelah penumpasan tentara yang brutal Agustus lalu, kata badan-badan PBB.

Saat ini, sebagian besar dari mereka maish tinggal di kamp pengungsi yang padat di Bangladesh.

Penyidik PBB menuduh tentara Myanmar melakukan pembunuhan massal, pemerkosaan dan membakar ratusan desa dengan "niat genosida" terhadap etnis Rohingya.

Myanmar membantah sebagian besar tuduhan tersebut.

 

Simak video pilihan beirkut: 

 


Bukan Tanggung Jawab Pemerintah Myanmar

Etnis Muslim Rohingya, yang baru saja melintas perbatasan Myanmar menuju Bangladesh, sedang menunggu giliran menerima bantuan makanan dekat kamp pengungsi Balukhali (AP)

Ketika Bangladesh memanggil duta besar Myanmar U Lwin Oo, dijelaskan bahwa komentar kontroversial itu adalah pendapat pribadi Menteri Agama, bukan mewakili pemerintah di Napyidaw.

Namun, Kementerian Luar Negeri Bangladesh menegaskan bahwa pihaknya tetap menuntut pertanggung jawaban dari Myanmar, terutama dari Menteri Agamanya secara langsung.

Komentar Menteri Agama Myanmar itu muncul di tengah masih alotnya perundingan kedua negara selama lebih dari satu tahun terakhir, untuk memulangkan Rohingya ke negara bagian Rakhine.

Bangladesh dan Myanmar bahkan saling menyalahkan satu sama lain karena lambatnya proses pengambilan keputusan.

Rencana pemulangan pengungsi Rohingnya gaga pada bulan. Warga etnis Rohingy enggan untuk kembali jika Myanmar tidak memenuhi serangkaian tuntutan, terutama memberikan mereka hak kewarganegaraan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya