Liputan6.com, Cirebon - Sejumlah peninggalan yang ada di Cirebon tak hanya menyimpan sejarah. Beragam pengalaman mistis terkadang dialami warga Cirebon maupun pengujung situs, terkait benda bersejarah itu maupun sumur tua.
Seperti Pedati Gede peninggalan Pangeran Cakrabuana di Pekalangan Utara, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon. Warga sekitar kerap mendapat pengalaman mistis setiap kali melewati ruangan khusus yang disediakan warga di RW 05 Pekalangan Selatan, Kota Cirebon.
Baca Juga
Advertisement
Sebuah pedati berukuran besar masih terlihat kokoh dan awet meski usianya sudah ratusan tahun. Warga setempat, Aulia mengaku pengalaman mistis hampir semua dirasakan warga.
"Tiap tengah malam melintas di tempat Pedati Gede bulu kuduk berdiri dan semua warga sini juga merasakan," kata Aulia, Kamis, 6 Desember 2018.
Aulia mengaku merasakan nuansa berbeda setiap kali pulang malam dan melewati tempat penyimpanan Pedati Gede. Warga sekitar mengaku setiap malam Jumat Kliwon kerap terjadi penampakan.
Seekor kerbau bule yang dulu digunakan untuk menarik pedati gede melintas di jalanan sekitar tempat penyimpanan Pedati Gede. Bahkan, kata dia, warga sering mendengar suara lonceng kerbau bule yang dikenakan di leher.
"Dulu kampung ini seram sekali apalagi minim lampu jalan bukan hanya kerbau bule saja sering terdengar suara orang tua ketika malam hari," ujar dia.
Selain pengalaman mistis, keanehan juga terjadi dengan kondisi pedati gede. Dia mengatakan, Pedati Gede tiba-tiba bersih dari debu yang menempel setiap kali ada penampakan seorang kakek.
"Kadang malam tertentu ada yang aneh tapi makhluk-makhluk gaib itu tidak pernah jahil ke orang-orang," kata Aulia.
Namun demikian, seiring dengan kemajuan zaman, pengalaman gaib cenderung berkurang. Jalan menuju situs pedati gede perlahan mulai terang karena lokasi itu sudah menjadi salah satu objek wisata.
Sejarah Pedati Gede
Juru pelihara Pedati Gede, Siti Nurlaela menyebutkan lokasi Pedati Gede banyak didatangi orang untuk berziarah. Bahkan, beberapa diantaranya datang dari luar Pulau Jawa dan luar negeri.
Pedati Gede ini dibuat pada tahun 1371 Masehi oleh Pangeran Cakrabuana atau Mbah Kuwu Cirebon. Ketika itu, Pedati Gede ditarik oleh kebo bule dan digunakan sebagai kendaraan untuk menyebarkan Islam di sepanjang Pantai Utara Jawa.
Pangeran Cakrabuana menyusuri satu dusun ke dusun lainnya dari Jakarta hingga Surabaya. "Pedati ini sudah berusia sekitar 700 tahunan. Dibuat oleh Pangeran Cakrabuana dalam waktu sehari semalam," ungkap Siti.
Dia menyebutkan, pedati tersebut pernah menjadi sarana transportasi untuk mengangkut bahan bangunan pembuatan Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang berada di kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon.
Pedati tersebut terbuat dari kayu jati. Dahulu, pedati ini memiliki 12 roda kayu. Namun, saat ini hanya terpasang delapan buah, empat lainnya terbakar pada tahun 1930-an.
"Sempat ada kebakaran yang melalap roda kayu pedati dan empat roda tersebut sekarang tidak dipasang. Masih disimpan sampai sekarang," ujar dia.
Setelah peristiwa kebakaran itu, secara bertahap Pedati Gede direnovasi. Pada tahun 1995 dua orang asal Belanda Mr Herman Vosh dan Mr De Taher sempat melakukan perbaikan di beberapa bagiannya.
"Walaupun ada yang diperbaiki namun itu hanya sebagian kecilnya. Sebagian besar masih asli dari zaman Pangeran Cakrabuana," ungkap Siti.
Dia menambahkan Pedati Gede sampai saat ini masih terawat dengan baik karena setiap seminggu sekali dibersihkan dengan memakai minyak lentik untuk menjaga agar bisa bertahan lama.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement