Harga Emas Naik Mendekati Posisi Tertinggi dalam 5 Bulan

Dolar melemah sekitar 0,4 persen dipicu kejatuhan imbal hasil Treasury AS. Ini menjadi salah satu pendorong harga emas.

oleh Nurmayanti diperbarui 07 Des 2018, 06:45 WIB
Ilustrasi Harga Emas Naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, New York - Harga emas menguat mendekati posisi puncak dalam lima bulan, seiring melemahnya nilai tukar Dolar Amerika Serikat (AS) dan harapan laju kenaikan suku bunga AS akan melambat.

Melansir laman Reuters, Jumat (7/12/2018), harga emas di pasa spot naik 0,2 persen menjadi USD 1.239,44 per ounce. Harga sebelumnya sempat mencapai USD 1.244,32 per ounce, posisi tertinggi sejak 17 Juli.

Adapun harga emas berjangka AS ditutup naik USD 1, atau 0,1 persen ke posisi USD  1.243,60 per ounce.

"Dolar yang lebih lemah menjaga harga emas positif saat ini. Jika Anda melihat pasar lain, ada semacam situasi buruk yang terjadi," kata Phil Streible, Ahli Strategi Komoditas Senior RJO Futures di Chicago.

Dolar melemah sekitar 0,4 persen dipicu kejatuhan imbal hasil Treasury AS.

Sementara pasar saham merosot secara global untuk sesi ketiga berturut-turut pada Kamis dipicu penangkapan seorang eksekutif puncak perusahaan raksasa teknologi China Huawei di Kanada. Pejabat tersebut akan diekstradisi ke Amerika Serikat (AS).

Penangkapan ini memicu kekhawatiran akan ketegangan perdagangan kembali terjadi usai sempat terjadi gencatan senjata.

Di sisi lain, pasar ikut mengawasi suku bunga berjangka. Para pedagang tidak melihat akan ada lebih dari satu tingkat kenaikan suku bung dari Fed pada 2019, dibandingkan dengan ekspektasi sebulan sebelumnya sebanyak dua kali, menurut program FedWatch CMEGroup.

Pembuat kebijakan Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada pertemuan 18-19 Desember. Pasar fokus pada seberapa banyak kenaikan suku bunga akan mengikuti di 2019.

 


Harga Komoditas Lainnya

Ilustrasi Harga Emas

Perhatian para pedagang juga kini beralih akan keluarnya laporan non-farm payrolls hari ini, yang kemungkinan juga akan menjadi pertimbangan Bank Sentral AS. 

"Jika emas bisa bertahan di atas USD 1.235, ini jelas merupakan sinyal yang sangat baik, sementara melampaui USD 1,243 akan membuka ruang untuk pemulihan lebih lanjut," kata Kepala Analis ActivTrades, CarloAlberto De Casa.

Sementara itu, harga palladium jatuh setelah sempat mengungguli harga emas untuk pertama kalinya sejak 2002 pada hari Rabu.

Harga palladium turun 3,3 persen menjadi USD 1.202,05 setelah naik ke level tertinggi sepanjang masa USD 1.263,56 di sesi sebelumnya.

Sedangkan harga Perak turun 0,6 persen menjadi USD 14,42 per ounce, Platinum turun untuk sesi ketiga berturut-turut, sebesar 1,5 persen menjadi USD 788,30 per ounce.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya