TNI Tegaskan Tak Ada Serangan Bom di Papua Terhadap KKB Tewaskan Warga Sipil

Laporan dari kepala kampung di Yigi, Papua, menyebut adanya serangan udara dan bom dari TNI terhadap KKB yang mengakibatkan sejumlah warga sipil tewas.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 09 Des 2018, 19:06 WIB
Tentara memasukkan peti jenazah korban serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) ke dalam pesawat pengangkut di Wamena, Papua, Kamis (6/12). Korban meninggal dan selamat dievakuasi dari Distrik Mbua ke Timika. (STAF STEEL/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Laporan dari kepala kampung di Yigi, Papua, menyebut adanya serangan udara dan bom dari TNI terhadap Kriminal Bersenjata (KKB) yang mengakibatkan sejumlah warga sipil tewas. Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi menegaskan informasi tersebut tidak benar.

"Kami perlu tegaskan di sini bahwa TNI tidak pernah menggunakan serangan bom, TNI hanya menggunakan senjata standar pasukan infantri yaitu senapan perorangan yang dibawa oleh masing-masing prajurit," kata Aidi lewat siaran pers, Minggu (9/12/2018).

Aidi menyatakan, proses di lapangan dapat disaksikan langsung bahwa alutsista digunakan TNI hanya helikopter angkut jenis bell dan MI-17, dan tidak ada helikopter serang apalagi pesawat tempur atau pesawat pengebom.

"TNI juga hingga saat ini belum pernah melakukan serangan, sebaliknya pada saat melaksanakan upaya evakuasi justru merekalah yang menyerang Tim Evakusi sehingga terjadi kontak tembak dan mengakibatkan satu orang anggota Brimob menderita luka tembak," jelas dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Propaganda

Aidi menerangkan, lokasi pembantaian di bukit puncak Kabo adalah kawasan hutan yang terletak sekitar 4-5 km dari pinggir kampung terdekat. Karenanya, bila ada laporan telah jatuh korban akibat kontak tembak tersebut maka dapat dianalisa korban bukan warga sipil murni tapi mungkin saja mereka adalah bagian pelaku yang telah melaksanakan pembantaian.

Segala pernyataan tentang jatuhnya korban sipil, serangan bom dan istilah zona tempur, tegasnya, hanyalah upaya propaganda pihak KKB untuk menggiring opini publik guna memojokkan TNI-Polri.

"Jadi seolah-olah TNI-Polri yang telah melakukan tindakan pelanggaran HAM, sedangkan mereka yang telah membatai puluhan orang warga sipil yang tidak berdosa seakan-akan bukan suatu kesalahan dan ingin mencari pembenaran," Aidi memungkasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya