Penjualan Mobil Toyota Drop Gara-Gara Transportasi Online?

Penjualan mobil Toyota periode Januari-November 2018 mengalami penurunan dibanding periode yang sama di tahun lalu. Apakah penurunan ini akibat transportasi online?

oleh Herdi Muhardi diperbarui 10 Des 2018, 13:03 WIB
Toyota Avanza Limited dijual hanya 150 unit di GIIAS 2017. (Herdi Muhardi)

Liputan6.com, Jakarta - PT Toyota Astra Motor (TAM) selaku agen pemegang merek Toyota di Indonesia mencatat wholesale sales (penjualan pabrik ke dealer) selama Januari-November 2018 tercatat 325.500 unit.

Angka tersebut mengalami penurunan 6,36 persen dibandingkan periode yang sama pada 2017 yang tembus 347.626.

 

Menurut Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager Toyota Astra Motor (TAM) beberapa penyebab penjualan Toyota merosot.

“Total market ini naik plus minus tujuh persen. Toyota turun, kenapa begitu? Karena pilihan di customer makin banyak, jadi ada pilihan desain-desain yang lebih advance, lalu ada pilihan cost yang lebih murah, dan itu kan pilihan,” kata Soerjopranoto belum lama ini.

Selain itu, penurunan penjualan otomotif lantaran terjadi perubahan gaya hidup pada masyarakat. Salah satunya jasa online.

Kata Soerjo, dengan perubahan menggunakan layanan transportasi online, hal tersebut mempengaruhi pilihan kendaraan yang ingin dibeli.

"Jadi kita memang dari awal, dari market share 34,7 persen, kita bisa tahan di atas 31 persen angka psikologisnya 30 persen, jadi di atas 30 persen, 31 persen oke,” ucap Soerjo.

Saksikan Juga Video Pilihan di Bawah Ini:


Naik Turun Penjualan Toyota

Menurut Manager Public Relations PT TAM, Rouli Sijabat, dari total penjualan Toyota selama 11 bulan, mobil keluarga segmen Multi Purpose Vehicle (MPV) jadi penyumbang penjualan Toyota terbanyak yaitu mencapai 62,6 persen.

Kendati demikian, Rouli tak menampik, jika periode yang sama di 2017, penjualan MPV Toyota justru lebih tinggi yaitu 72,8 persen.

“Tahun ini, dilihat dari segmennya paling unggul segmen high MPV seperti Voxy. Tahun lalu (Januari-November 2017) 700-an unit, sekarang (Januari-November 2018) bisa 5.000-an unit. Dan itu belum full year,” ucap Rouli saat ditemui di kawasan Thamrin, Jakarta, Kamis (6/12/2018) malam.

Selain MPV high, kata Rouli penjualan segmen MPV yang sedang meningkat yaitu kategori luxury, seperti dihuni Aplhard dan Vellfire, yang tumbuh 28 persen dari tahun lalu 3.500 unit menjadi 4.500 unit.

“Segmen mobil middle up, mereka (konsumen) sebetulnya punya uang, tapi sensitif pada model baru. Makanya kehadiran Voxy dan Alphard baru menumbuhkan pasar,” jelasnya.

 Selain itu, segmen lain yang turut menyumbangkan penjualan Toyota selama Januari-November 2018 yakni segmen Sport Utility Vehicle (SUV) sebesar 21,3 persen.

Kata Rouli, segmen SUV tumbuh 68,4 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Kontributor tertinggi adalah Toyota Rush yang mencapai 71,5 persen dari total SUV.

“Rush Januari-November 2017 mencapai 19.052 unit, dan tahun ini Januari-November 49.650 unit,” tuturnya.

Segmen SUV middle up seperti Fortuner turun, jika di 2017 mecapai 22 ribuan unit, maka tahun ini hanya 19 ribuan unit.

“Tahun lalu C-HR memang hanya 1 unit untuk homologasi, dan tahun ini 436 unit Januari-November 2018. C-HR  penjualannya sesuai dengan ekspetasi.

Sedangkan penjualan mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC) selama Januari-November tercatat tembus 181 ribu unit. Meski tergolong tinggi angka ini turun dari periode yang sama 2017 mencapai 199 ribu.

Seperti diketahui, saat ini Toyota Indonesia memiliki beberapa jenis kendaraan penumpang seperti hatchback terdapat Yaris, untuk LCGC dihuni Agya dan Calya. Lalu untuk MPV terdapat Avanza, Veloz, NAV1, Venturer, Voxy, Kijang Innova, Sienta, Alphard dan Vellfire.

Sementara untuk SUV di tempati C-HR, Rush, Fortuner dan Land Cruiser. Untuk jenis sedan terdapat Vios, Corolla Altis dan Camry.

Selain itu ada juga jenis hybrid yaitu Camry dan Alphard, serta mobil sport terdapat Toyota 86.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya