Manajemen Sriwijaya FC Minta Maaf, Degradasi Bukan Akhir Segalanya

Sriwijaya FC harus turun kasta dari Liga 1 ke Liga 2 setelah kalah dari Arema FC.

oleh Nefri Inge diperbarui 11 Des 2018, 11:00 WIB
Sriwijaya FC harus turun kasta ke Liga 2 setelah ditaklukkan Arema FC dengan skor akhir 2-1 (Dok. Instagram @dzhalilov_muna / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Sriwijaya FC harus terdegradasi ke Liga 2 menyusul kekalahan 1-2 dari tuan rumah Arema FC dalam pertandingan terakhir GO Jek Liga 1 2018, Minggu (9/12/2018) di Stadion Kanjuruhan, Malang. 

Direktur Utama PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM), yang juga pengelola Sriwijaya FC, Muddai Madang, menyampaikan rasa kekecewaannya atas kekalahan tim kebanggaan warga Sumatera Selatan (Sumsel) ini. Dia meminta maaf atas khasil buruk tersebut.

"Atas nama Sriwijaya FC, saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Sumsel, khususnya pecinta Sriwijaya FC, yang selama ini memberikan dukungan kepada Sriwijaya FC," kata Muddai kepada Liputan6.com, Senin (10/12/2018).

Muddai Maddang, yang juga pemilik saham mayoritas PT SOM, merasa dirinya yang paling bertanggung jawab atas perjalanan Sriwijaya FC di kompetisi Liga 1 2018. Rasa kecewa bercampur sedih pun sangat dirasakannya.

Apalagi saat membawa tim Laskar Wong Kito untuk tetap di Liga 1, sangat menguras tenaga, pikiran dan finansial. Namun pada akhirnya, Sriwijaya FC harus terdegradasi ke Liga 2 setelah kalah 2-1 dari tuan rumah Arema FC.

"Tapi kami sudah berusaha maksimal menjaga marwah Sriwijaya FC untuk tetap berada di Liga 1," ungkapnya.

Beberapa upaya pun mereka lakukan agar Sriwijaya FC terbebas dari zona merah, seperti merekrut Angel Alfredo Vera, pelatih yang dinilai berkualitas. Mereka juga menjaga pencairan honor pemain dan pelatih tetap berjalan baik. Hal itu agar para pemain lebih fokus dan bersemangat saat menghadapi berbagai pertandingan di Liga 1.


Bangkit di 2020

Masuknya pelatih Angel Alfredo Vera tidak membuat Sriwijaya FC terbebas dari bayang-bayang Degradasi Liga 1 (Liputan6.com / Nefri Inge)

Namun nasib berkata lain, prestasi peraih Double Winner di Juara Copa Indonesia dan Juara Liga Indonesia tahun 2007-2008 semakin meredup.

“Tapi kalau memang harus degradasi, inilah olahraga. Yang mana naik turun kasta itu menjadi bagian dari seni olahraga sepak bola," katanya.

Muddai Maddang pun mencontohkan beberapa klub dunia yang pernah mengalami hal yang sama. Seperti Juventus dan Sampdoria yang pernah terdegradasi dari Serie A Italia.

 


Bukan Akhir Segalanya

Masuknya Sriwijaya FC ke Liga 2, menurutnya bukan akhir dari segalanya. Mereka optimistis bisa berjuang mengembalikan skuat terbaik mereka ke Liga 1.

"Jangan bersedih, kami akan sekuat tenaga mengembalikan Sriwijaya FC ke habitatnya sebagai peserta kompetisi Liga 1 pada 2020," ungkapnya.

Saksikan video menarik di bawah ini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya