Liputan6.com, Jakarta - Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno akan memindahkan markasnya ke Jawa Tengah (Jateng). Hal ini dilakukan lantaran elektabilitas Prabowo-Sandiaga yang dinilai masih rendah di daerah itu. Selain itu, Jawa Tengah adalah basis PDIP.
Ketua DPP Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan, salah satu motivasi pindah ke Jateng karena belajar dari Pemilu 2014. Di mana saat itu suara Jokowi-JK Kalla selisih jauh dengan Prabowo-Hatta, yaitu sekitar 6 juta.
Advertisement
"Ini sudah ada indikasi positif di Pilkada Jateng, ketika kita di-underestimate ada yang dapet 7 persen dan lain sebagainya ternyata cukup signifikan waktu pilgub Jateng. Sehingga masih banyak yang bisa kita garap di sana," katanya saat ditemui di Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat, Senin 10 Desember 2018.
"Di 2014 kita sekitar 6 jutaan kalah di sana," sambungnya.
Oleh karena itu, ia mengaku tim pemenangan Prabowo-Sandiaga akan berjuang dengan keras untuk meraih suara untuk Prabowo-Sandiaga. Salah satunya adalah dari pintu satu ke pintu lainnya.
"Ya tentu kita ini duit ngga banyak, modalnya ketemu grassroot, door to door, ketuk pintu tapi kayak di Jaktim juga saya lakukan saat ini. Kita bener-bener ketuk pintu, door to door jadi satu caleg dia 30 kecamatan mayoritas kelurahan. Di tiap RW harus turun. Memperkenalkan Pak Prabowo sekaligus," katanya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tak Pindahkan Posko
Lebih lanjut ia mengatakan, pihaknya tak memindahkan posko kemenangan. Namun, tim lebih memfokuskan wilayah Jateng untuk meraih suara terbanyak.
"Kita juga ada survei baik internal maupun eksternal. Makanya kami pikir akan cepat mengejar Jawa Tengah kalau kita pindah. Sebenernya bukan pindah, di Jateng akan tetap ada posko pemenangan tapi akan lebih konsentrasi di Jateng," pungkas Habiburokhman.
Reporter: Ronald
Advertisement