Kritik Nama 'Pos Pertempuran' Prabowo, Kubu Jokowi: Penuh Permusuhan

Pemilu adalah mekanisme damai dan kompetisi biasa untuk mencari pemimpin terbaik.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 11 Des 2018, 12:30 WIB
Bakal Capres/Cawapres Pemilu 2019, Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno usai menyerahkan syarat pencalonan di Gedung KPU, Jakarta, Jumat (10/8). Prabowo Subianto/Sandiaga Uno menjadi bakal calon kedua yang mendaftar. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Raja Juli Antoni menganggap, Kubu Prabowo telah berulangkali menggunakan istilah yang tidak pas dalam membangun narasi demokrasi.

"Narasi yang keluar sangat buruk penuh permusuhan dan memecah belah," ucapnya pada wartawan melalui keterangan tertulis, Selasa (11/12/2018).

Ia mencontohkan, dalam menamakan kantor pemenangan saja, Kubu Prabowo menggunakan nama ‘Pos Pertempuran.’

Selain itu, Amien Rais juga menyebut Pemilu 17 April mendatang sebagai ‘Perang Baratayudha’ dan ‘Armagedon.’

"Jauh sebelumnya Pak Amien malah menggunakan istilah ‘Perang Badar.’ Sekali lagi narasi yang dikembangkan buruk, penuh permusuhan dan memecah belah," tukas Raja Juli.

Menurut Raja, pada intinya Pemilu adalah mekanisme damai dan kompetisi biasa untuk mencari pemimpin terbaik.

Yaitu, seseorang yang akan melayani rakyat selama lima tahun.

"Dengan mudah, bila Kubu Pak Prabowo memahami prinsip demokrasi, cukup kantor pemenangan mereka sebut Rumah Solidaritas, Posko Gotong Royong, Posko Relawan, dan istilah-istilah menyimbolkan sebuah kompetisi sehat dan fair play," tandasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya