Liputan6.com, Jakarta - SoftBank, perusahaan telekomunikasi dan media asal Jepang melalui perusahaan telekomunikasinya akan peroleh dana USD 23,5 miliar dari hasil penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Hal itu akan membuat IPO tersebut terbesar kedua di bursa saham global.
Permintaan kuat dari investor mendorong perseroan meningkatkan jumlah saham yang tersedia 160 juta saham. Hal itu juga didukung perseroan salah satu operator nirkabel atau wireless terbesar di Jepang.
Harga saham ditetapkan 1.500 yen (USD 3). Perolehan dana IPO sebesar 2,65 triliun yen atau sekitar USD 23,5 miliar atau sekitar Rp 344,15 triliun (asumsi kurs Rp 14.644 per dolar Amerika Serikat).
Baca Juga
Advertisement
Dengan begitu, IPO tersebut terbesar di Jepang, dan dunia sejak Alibaba kumpulkan dana USD 25 miliar ketika lepas saham ke publik di Bursa Saham New York pada 2014. Hal itu berdasarkan data Dealogic.
Mengutip laman CNN Money, Selasa (11/12/2018), pencatatan saham unit usaha telekomunikasi SoftBank menjadi bagian penting dari upaya CEO SoftBank Masayoshi Son untuk memposisikan SoftBank sebagai investor teknologi global.
Transaksi tersebut membagi perusahaan menjadi dua yaitu memungkinkan investor memilih antara bisnis telekomunikasi dan investasi teknologi termasuk saham besar di Alibaba.
Son menjadi salah satu pemain utama global di industri teknologi dengan meluncurkan Vision Fund hampir USD 100 miliar pada tahun lalu. Sebagian dari dana itu berasal dari pemerintah Arab Saudi.
The Vision Fund mengucurkan dana ke puluhan perusahaan rintisan atau startup antara lain WeWork dan Slack. SoftBank juga membuat investasi besar di perusahaan teknologi antara lain Uber dan saingannya di China Didi Chuxing.
Dengan jual saham divisi telekomunikasi akan meningkatkan dana miliaran dolar AS bagi Son untuk memburu lebih banyak transaksi besar. Saham di unit telekomunikasi mulai diperdagangkan di Tokyo pada 19 Desember.
SoftBank Siap Guyur Grab
Sebelumnya, Softbank dikabarkan siap menambah jumlah nilai investasinya ke Grab. Informasi ini diketahui setelah Grab mengumumkan akan mendapatkan pendanaan sekitar US$ 1 miliar (Rp 15,2 triliun) sebelum akhir tahun.
Menurut sumber anonim, investasi yang akan dikucurkan Softbank mencapai US$ 500 juta (Rp 7,6 triliun). Kendati demikian, rencana itu masih belum sepenuhnya selesai dan masih dalam tahap pembahasan tingkat akhir.
"Saat penutupan nanti, ada kemungkinan sejumlah perusahaan lain juga akan berinvestasi ke Grab," tutur sumber tersebut seperti dikutip dari Financial Times, Senin 8 Oktober 2018.
Rencana Softbank untuk meningkatkan jumlah investasinya ke Grab membuat valuasi perusahaan itu diprediksi naik. Berdasarkan prediksi, nilai Grab akan menjadi US$ 12 miliar dari sebelumnya US$ 11 miliar pada masa pendanaan terakhir.
Grab sendiri dalam beberapa tahun terakhir memang terus berupaya untuk memperlebar layanannya, tidak lagi sekadar ride hailing. Pesaing Go-Jek di Indonesia itu mulai fokus merambah ke pembayaran mobile dan layanan antar makanan.
Tidak hanya itu, perusahaan yang berbasis di Singapura tersebut juga mulai membuka platform-nya ke pengembang pihak ketiga. Hal itu dilakukan sejalan dengan misi Grab menjadi aplikasi pilihan untuk memenuhi kebutuhan pengguna sehari-hari.
Salah satu layanan yang sudah bergabung dalam platform ini adalah HappyFresh. Hadir dengan nama GrabFresh, pengguna Grab dapat berbelanja kebutuhan sehari-hari, mulai dari sayur dan buah-buahan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement