Olah TKP, Polisi Ungkap Penyebab Kecelakaan Maut Bumiayu

Tim Traffic Accident Analysis (TAA) Direktorat Lalu Lintas Polda Jateng melakukan olah Tempat kejadian Perkara (TKP) kecelakaan maut Bumiayu.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 11 Des 2018, 17:49 WIB
Polisi melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) insiden kecelakaan truk maut yang menewaskan 5 orang dan 6 orang lainya mengalami luka-luka di Desa Jatisawit, Kecamatan Bumiayu, Brebes, Selasa 11 Desember 2018. (Liputan6.com/ Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Brebes - Tim Traffic Accident Analysis (TAA) Direktorat Lalu Lintas Polda Jateng melakukan olah Tempat kejadian Perkara (TKP) kecelakaan maut Bumiayu yang menewaskan 5 orang dan 6 lainnya luka-luka. 

Olah TKP dilakukan dari titik awal truk menabrak kendaraan lain hingga posisi terakhir truk menabrak bangunan tiang di depan RS Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu.

Selesai olah TKP, pihak kepolisian belum bisa memberikan simpulan hasil analisis. Hanya saja, dalam pemeriksaan sementara, ada beberapa fakta yang bisa diungkapkan.

Dirlantas Polda Jateng, Kombes Pol Rudi Antariksawan mengatakan, penyebab kecelakaan maut diduga truk tronton yang bermuatan beras tersebut mengalami kelebihan muatan atau overloading dan rem blong.

"Memang dugaan awalnya terjadi overloading dan rem blong. Tapi kita akan menunggu hasil pastinya setelah selesai Traffic Analysis Accident (TAA)," ucap Rudi Antariksawan.

Ia membeberkan, ada beban muatan berlebih seberat 10 ton. Dari temuan itu total berat truk dengan muatannya mencapai 30 ton.

"Ada kelebihan (muatan) dari 10 ton dari standar. Untuk truk memiliki berat standarnya 20 ton, dan muatan truk saat insiden kecelakaan itu mencapai 30 ton," beber dia.

 


Jembatan Timbang

Rudi pun mendesak kepada pihak Kementerian Perhubungan agar memfungsikan jembatan timbang di sisi selatan atau di Ajibarang, Kabupaten Banyumas.

"Jadi kami akan mendorong difungsikan kembali jembatan timbang sebelah selatan sebelum TKP. Karena baru difungsikan satu bulan setelah diresmikan. Namun ditutup kembali," ungkapnya.

Sebelumnya, sopir truk tronton bermuatan beras itu bernama Roni (35), warga Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal mengaku mengaku tak mengetahui kondisi rem blong saat menaiki tanjakan Jalan Layang Kretek di Kecamatan Paguyangan.

"Tahu-tahu saat turun dari flyover Kretek, truk hilang kendali melaju cukup kencang di jalan turunan. Saya sudah berusaha oper gigi ketiga, tapi truk tetap melaju ndak berhenti," ucap Roni.

Dia menambahkan, saat turun dari flyover posisi truk berada pada gigi tiga. Namun, truk melaju tanpa bisa dikontrol.

"Sudah oper ke gigi tiga. Sudah beberapa kali saya injak rem, tapi truk tetap meluncur turun ke bawah hingga menabrak beberapa kendaraan," katanya.

Truk tronton itu, kata dia, tersebut membawa beras dari Sragen hendak menuju ke Cipinang, Jakarta. "Muatan beras ini rencananya mau dibawa ke Cipinang," katanya.

Kasat Lantas Polres Brebes, AKP Moh Rikha Zulkarnain, mengatakan kronologi kecelakaan itu bermula saat truk melaju dari selatan ke utara.

Sampai di pertigaan terminal lama Bumiayu, sopir truk tidak bisa mengendalikan kendaraannya, hingga menabrak sejumlah kendaraan yang ada di depannya. Saat itu truk terlihat melaju kencang tidak terkendali. Kecelakaan maut terjadi sekitar pukul 11.30 WIB.

Jumlah total truk tronton itu menabrak 32 kendaraan, 14 mobil pribadi dan 18 unit sepeda motor. Laju truk baru terhenti setelah menabrak tiang dan bangunan depan RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya