Industri Hijau Mampu Hemat Energi sampai Rp 1,8 Triliun

Penghematan pemakaian energi tidak hanya dinilai dengan uang, melainkan juga bagi upaya penurunan emisi gas rumah kaca.

oleh Merdeka.com diperbarui 12 Des 2018, 14:45 WIB
Menperin Airlangga Hartarto melakukan test drive saat penyerahan 10 mobil listrik dari Mitsubishi Motors kepada pemerintah Indonesia. Mobil tersebut terdiri dari delapan unit Mitsubishi Outlander PHEV dan dua unit i-MiEV. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian RI terus mendorong penerapan konsep industri hijau pada industri nasional. Sebab penerapan industri hijau akan turut membantu industri dalam melakukan efisiensi.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, penerapan konsep industri hijau berhasil membantu sektor industri menghemat pemakaian energi dengan nilai hingga Rp 1,8 triliun.

Nilai tersebut merupakan total efisiensi pemakaian energi dari 143 perusahaan yang telah menerapkan industri hijau pada tahun 2017. "Kemudian mampu menghemat Rp 27 miliar dari pemakaian air," kata dia, di Jakarta, Rabu (12/12/2018).

Menurut Airlangga, penghematan pemakaian energi dan air tersebut tidak hanya dinilai dengan uang, melainkan juga bagi upaya penurunan emisi gas rumah kaca.

"Dengan penghematan ini maka dapat menghemat akan mendorong penurunan emisi gas 29 persen atas usaha sendiri dari target rumah kaca 41 persen bantuan lingkungan untuk tahun 2030," jelas dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Produk Dalam Negeri

Suasana pabrik mobil Mercedes Benz di Wanaherang, Gunung Putri, Bogor, Selasa (11/12). Mercededes-Benz C-Class generasi terbaru kini resmi masuk jalur produksi pabrik Mercedes-Benz di Wanaherang, Bogor. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Ngakan Timur Antara, mengatakan bahwa konsep industri hijau juga mengedepankan penggunaan produk dalam negeri.

Karena itu, Ngakan mengatakan bahwa penerapan konsep industri hijau akan mendukung program TKDN yang telah dilancarkan oleh pemerintah.

"Tentunya pengurangan bahan baku yang berbahaya, bahan baku yang produksi dalam negeri dalam upaya kita meningkatkan TKDN. Sehingga bukan dia saja yang tumbuh tapi industri pendukung juga tumbuh," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu 

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya