PDIP: Pemindahan Markas Prabowo ke Jateng Untungkan Jokowi

Pramono tak khawatir keberadaan markas Prabowo-Sandiaga di Jateng akan menggerus suara pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Des 2018, 19:22 WIB
Dua calon presiden Prabowo Subianto (kiri) dan Joko Widodo (kanan) berbincang saat pengambilan nomor urut peserta Pemilu 2019 di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (21/9). Prabowo mendapat nomor urut 01, sedangkan Jokowi 02. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Politikus PDI Perjuangan, Pramono Anung mengapresiasi rencana Badan Pemenangan Nasional (BPN) calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno membuka markas di Solo, Jawa Tengah pada Januari 2019. Dia menyebut, upaya tersebut justru menguntungkan pihak Jokowi-Ma'ruf.

"Kami apresiasi jika benar pindah ke Solo. Yang diuntungkan Pak Jokowi, karena bisa pulang kampung, bisa dengerin suara burung, bisa makan soto enak, dan sebagainya," ungkap Pramono di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/12/2018).

Pramono tak khawatir keberadaan markas Prabowo-Sandiaga di Jateng akan menggerus suara pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin. Sebab, kontestasi Pilpres bukan skala kota melainkan menjangkau seluruh daerah di Tanah Air.

"Pilpres itu kan one man one vote, semua orang diperhitungkan. Tidak hanya dipindahkan ke Solo, karena jumlahnya pemilih secara keseluruhan," kata dia.

Dia menduga, rencana itu justru ingin menyesuaikan dengan daerah asal Ketua Tim Pemenangan Prabowo-sandi, Djoko Santoso, yang juga berasal dari Solo.

"Kalau beliau (Djoko Santoso) kemudian berkantor di Solo sebenarnya semata-mata seperti pulang kampung saja. Baik-baik saja," ucap dia.


Sudah Diketahui Jokowi

Pramono menambahkan, wacana pembuatan markas baru Prabowo-Sandiaga sebetulnya sudah sampai ke telinga Jokowi. Dalam beberapa kesempatan, Pramono menyampaikan kepada mantan Wali Kota Solo itu.

"Saya sampaikan 'Pak ininya bablas?' Enteng saja, bagus-bagus saja. Selain pulang kampung, kalau menurut saya jagain Pak Jokowi juga mungkin," kata Pramono.

Jika merujuk pada hasil survei belakangan ini, dukungan warga terhadap Prabowo-Sandiaga tidak mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Bahkan, kata dia, elektabilitas keduanya cenderung datar.

"Walaupun berjalan hampir 2 bulan, namun perbedaannya flat. Maka dengan demikian, belum ada dalam kampanye Pilpres ini mengalami elemen of surprise yang berubah suara pemilih. Swing voters dan angkanya masih sama, kalau kemudian tim pemenangan Pak prabowo berkantor di Solo menurut saya lebih baik," tuntas dia. 

 

Reporter: Titin Supriatin

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya