Liputan6.com, Jeddah - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) menjadi pemberitaan di dunia akibat dugaan keterlibatan di pembantaian Jamal Khasshogi, seorang jurnalis pro-Palestina yang kritis pada pemerintahan Saudi. Kasus pembunuhan ini menjadi titik hitam di legacy sang pangeran yang dikenal inovatif dan reformis ini.
Sedikit sejarah masa kecil MBS diungkapkan bekas guru kerajaan, yaitu Rachi Sekkai. Ia adalah guru di sekolah elit Al-Anjal di Jeddah. Ia mendapat perintah untuk memberikan pelajaran Bahasa Inggris bagi anak-anak Pangeran Salman (sekarang merupakan raja).
Baca Juga
Advertisement
Beragam kemewahan pun masih diingatnya. Mulai dari tingkah MBS hingga kemewahan istana kerajaan Arab Saudi di Jeddah.
"Begitu melewati gerbang yang dijaga ketat, mobil akan melewati bermacam villa yang mengengangkan dengan taman yang indah dijaga pekerja dengan pegawai putih. Ada parkiran mobil yang diisi barisan mobil mewah eksklusif. Itu adalah pertama kalinya saya melihat apa yang terlihat seperti Pink Cadillac," kenang Sekkai seperti dilansir dari BBC.
Pangeran MBS dikenal Sekkai sebagai anak yang iseng, dan lebih suka bersenda gerau dengan pengawalnya ketimbang belajar. Sang pangeran juga yang memberitahu Sekkai bahwa ruang mengajarnya diawasi.
"Pernah sekali, saya kaget ketika Mohammed mengatakan bahwa ibunya, sang putri, mengatakan saya terlihat bagai 'pria sejati'. Saya tak ingat pernah bertemu dengan beliau, para wanita anggota kerajaan Saudi tidak muncul di depan orang-orang asing, dan satu-satunya perempuan yang kutemui adalah pengurus anak dari Filipina," kata Sekkai.
Akhirnya, Sekkai sadar diawasi ketika MBS menunjukkan kamera-kamera CCTV di tembok. Sejak itu , ia selalu mengawasi diri di setiap mengajari pangeran Arab Saudi, yakni MBS dan dua adiknya.
"Sekarang saya melihat kembali tugas saya sebagai episode luar biasa dalam hidupku dan melihat mantan murid saya sebagaimana ia menapaki panggung dunia," pungkas dia.
MBS di Panggung Dunia
Sebagai calon raja, MBS memiliki kekuasaan yang sangat besar di Arab Saudi. Kekayaannya tidak diketahui publik, tetapi kekuasaannya begitu besar sampai bisa memerintahkan penahanan ke beberapa pangeran.
Sebelum ada kasus Khasshogi, MBS terkenal sebagai sikapnya yang reformis menyumbangkan ratusan juta dolar sebagai investasi ke perusahaan teknologi. Beberapa tokoh dunia teknologi seperti Elon Musk menyebut sudah tidak mau menerima uang Arab Saudi karena kejadian Khasshogi.
Pihak Arab Saudi sudah mengakui bahwa sang wartawan dibantai di kedutaannya di Istanbul, Turki. Dan terkini, majalah Time menjadikan Khasshogi sebagai Person of the Year 2018 bersama beberapa jurnalis lainnya yang menjadi korban persekusi.
Advertisement