Liputan6.com, Jakarta - Kesendirian Anies Baswedan memangku jabatan DKI 1 di Balai Kota tampak membuatnya gerah. Polemik antara Gerindra dengan PKS soal kursi wakil gubernur tak kunjung usai. Kedua partai itu belum juga mengusung nama pasti sebagai pendamping Anies.
Anies Baswedan yang biasa menanggap santai pertanyaan sosok wagub, kini menyebut polemik itu bak zaman Siti Nurbaya, ketika seorang dipaksa berjodoh dengan pilihan terbaik menurut sang orangtua.
Advertisement
"Di Indonesia itu unik, penentuan wakil bukan gubernur yang menentukan. Jadi ini seperti kembali ke zaman Siti Nurbaya di mana kita tidak terlibat untuk menentukan," kata Anies di Balai Kota, Rabu (12/12/2018).
Kendati mau 'dijodohkan', Anies berharap aspirasinya untuk seorang wakil gubernur bisa direalisasi oleh para partai pengusung.
"Nanti mudah-mudahan aspirasinya bisa diteruskan ke partai politik," singkat Anies.
Sebelumnya Anies Baswedan juga pernah menyinggung soal sosok wagub pengganti Sandiaga Uno. Meski mengaku tidak memiliki kriteria khusus untuk pendamping, namun dia meminta wagub DKI mampi kerja keras memimpin Ibu Kota.
"Kemudian kalau (di) Jakarta harus mau kerja keras, jadi jangan tanggung. Harus all out, tuntas," kata Anies, Minggu 11 November 2018.
Tarik Ulur Segera Diselesaikan
Lebih jauh, polemik kursi wagub DKI sempat disuarakan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi. Dia berharap, tarik ulur posisi calon Wakil Gubernur DKI antara Partai Gerindra dengan PKS dapat segera diselesaikan.
Menurut Pras, sapaan akrabnya, persoalan pemilihan wagub adalah hal yang sederhana. Sebab kedua partai pengusung sudah sepakat calon akan berasal dari PKS dan hanya perlu menyepakati rencana fit and proper test.
"Tinggal suit-suitan siapa sih, simpel masalah Jakarta. Yang jelas Jakarta butuh jabatan wagub. Nah ini, Pak Gubernur harus ada pendampingnya," katanya Pras sambil sedikit bercanda.
Saksikan video menarik berikut ini:
Advertisement