Timses Jokowi Nilai Isu PKI dan Kriminalisasi Ulama Akan Terus Berembus

Berdasarkan survei internal TKN, isu Jokowi PKI bahkan tertanam di kalangan masyarakat tertentu.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Des 2018, 06:37 WIB
Pasangan capres-cawapres Joko Widodo (kiri) dan Ma'ruf Amin (dua kiri) memberikan pidato usai mengambil nomor urut peserta Pemilu 2019 di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (21/9). Pasangan Jokowi-Ma'ruf mendapatkan nomor urut 01. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily tak memungkiri isu kaitan Jokowi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) akan terus berembus selama proses kampanye Pilpres 2019. Ace juga yakin, Jokowi akan diserang dengan isu kriminalisasi ulama.

"Saya tidak tahu isu apa lagi. Tapi saya meyakini misalnya kayak kasus yang dihadapi oleh Bahar Smith pasti akan direproduksi dengan kriminalisasi ulama lagi," ujar Ace di posko TKN, Jakarta Pusat, Rabu (12/12/2018).

Dia menambahkan, isu Jokowi merupakan partisipan PKI memiliki dampak signifikan di kalangan tertentu. Berdasarkan survei internal TKN, isu Jokowi PKI bahkan tertanam di kalangan masyarakat tertentu.

"Saya kira yang sudah diterangkan ternyata isu PKI, isu anti Islam, isu tentang nonmuslim yang melekat pada Pak Jokowi itu nyata adanya mempengaruhi terhadap persepsi publik," tandas Ace.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


La Nyalla Minta Maaf

Sementara itu mantan Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti meminta maaf kepada Jokowi atas isu PKI. Menurutnya, dialah yang bertanggung jawab atas penyebaran isu tersebut.

Sebagai bentuk permohonan maaf, La Nyalla mengatakan dirinya akan menyebar luaskan perihal informasi tidak adanya relevansi antara Jokowi dengan PKI.

"Oh saya sudah keliling, kita sudah keliling, dengan saya memviralkan bahwa Pak Jokowi bukan PKI. Saya yang minta maaf, bahwa saya yang sebarkan isu PKI itu," kata La Nyalla, Selasa (11/12/2018).

Ia menegaskan, penyebaran isu PKI tersebut ia embuskan lantaran saat itu ia merupakan pihak oposisi Jokowi dalam Pilpres 2014. Saat itu, La Nyalla mendukung Prabowo-Hatta Rajasa.

Setelah beralih haluan ke Jokowi, La Nyalla meyakini perolehan suara pasangan capres-cawapres nomor urut 01 di Jawa Timur di atas 70 persen.

"Pokoknya Pak Jokowi menang di Jawa Timur. Kalau dulu menangnya 800 ribu, kalau sekarang lebih jauh lagi. Targetnya saya, Pak Jokowi harus menang di atas 70 persen. Orang Madura itu dulu milih Prabowo karena enggak ngerti, dikira Pak Jokowi ini PKI," ujarnya.

Reporter: Yunita Amalia

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya