Nenek buyut, Irene O’Shea terjun payung di langit Australia Selatan, 9 Desember 2018. Nenek 102 tahun itu diyakini sebagai penerjun payung tertua di dunia setelah terjun dari ketinggian 4.300 meter. (Bryce SELLICK, Matt TEAGER/SA Skydiving/AFP)
Nenek buyut Irene O’Shea bersiap terjun payung tandem di langit Australia Selatan, 9 Desember 2018. Nenek 102 tahun itu melakukan aksinya guna mengumpulkan dana bagi lembaga amal untuk penyakit syaraf motorik. (Bryce SELLICK, Matt TEAGER/SA Skydiving/AFP)
Nenek buyut, Irene O’Shea memulai terjun payung di langit Australia Selatan, 9 Desember 2018. Nenek 102 tahun itu diyakini sebagai penerjun payung tertua di dunia setelah terjun dari ketinggian 4.300 meter. (Bryce SELLICK, Matt TEAGER/SA Skydiving/AFP)
Nenek buyut Irene O’Shea bersama tandemnya terjun payung di langit Australia Selatan, 9 Desember 2018. Nenek 102 tahun itu melakukan aksinya guna mengumpulkan dana amal untuk penyakit neuron motorik. (Bryce SELLICK, Matt TEAGER/SA Skydiving/AFP)
Nenek buyut, Irene O’Shea terjun payung di langit Australia Selatan, 9 Desember 2018. Nenek 102 tahun itu diyakini sebagai penerjun payung tertua di dunia setelah terjun dari ketinggian 4.300 meter. (Bryce SELLICK, Matt TEAGER/SA Skydiving/AFP)
Nenek buyut Irene O’Shea bersama tandemnya terjun payung di langit Australia Selatan, 9 Desember 2018. Nenek 102 tahun itu melakukan aksinya guna mengumpulkan dana amal untuk penyakit neuron motorik. (Bryce SELLICK, Matt TEAGER/SA Skydiving/AFP)
Nenek buyut, Irene O’Shea terjun payung di langit Australia Selatan, 9 Desember 2018. Nenek 102 tahun itu diyakini sebagai penerjun payung tertua di dunia setelah terjun dari ketinggian 4.300 meter. (Bryce SELLICK, Matt TEAGER/SA Skydiving/AFP)
Nenek buyut, Irene O’Shea mendarat setelah terjun payung tandem di langit Australia Selatan, 9 Desember 2018. Nenek 102 tahun itu melakukan aksinya guna mengumpulkan dana amal untuk penyakit neuron motorik. (Bryce SELLICK, Matt TEAGER/SA Skydiving/AFP)